REPUBLIKA.CO.ID, Islam meletakkan ilmu dan para pengembannya yaitu ulama dalam posisi yang sangat mulia.
Syekh Nawawi al-Bantani, dalam Tanqih al-Qaul al-Hatsits fi Syarhi Lubab al-Hadits mengutip ayat Alquran. Allah SWT berfirman: “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.” (QS at-Taubah [9]: 122).
Ayat ini menuntun kaum Muslimin untuk membagi tugas dengan menegaskan bahwa tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin pergi semua ke medan perang, tapi sebagian umat Islam lainnya juga dianjurkan untuk memperdalam pengetahuan tentang agama.
Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “Kelebihan orang berilmu atas orang beribadah seperti kelebihan rembulan di malam purnama atas bintang-bintang yang lain.” (HR Abu Naumi dari Muadz bin Jabal).
Menurut Syekh Nawawi, orang berilmu yang dimaksud dalam hadis itu adalah orang berilmu yang mengamalkan ilmunya.
Berdasarkan penuturan Imam Al-Ghazali, Syekh Nawawi mempertegas bahwa semua amal ibadah yang dilakukan umat Islam saat ini harus didasari dengan ilmu agama. Begitu juga dengan profesi yang dilakukan.
Sementara, dalam hal keutamaan ulama, Syekh Nawawi menjelaskan hadis nabi yang berbunyi: “Muliakanlah ulama, karena sesungguhnya mereka mulia dan dimuliakan di sisi Allah.”
Menurut Syekh Nawawi, hadis tersebut menganjurkan umat Islam untuk selalu menghormati ulama di bidang syariat yang mengamalkan ilmunya. Karena, di sisi Allah para ulama adalah orang pilihan dan dimuliakan di sisi malaikat.