REPUBLIKA.CO.ID, HAMADAN -- Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Yaman membuka unit pelayanan kesehatan. Tercatat, sebagian pasien anak yang datang mengalami malnutrisi akut.
Dari catatan kesehatan yang dimiliki ACT, anak-anak di Hamadan, Yaman, mengalami hambatan dalam pertumbuhannya. Hal ini terjadi karena asupan gizi yang mereka terima tidak baik.
Pada Desember 2019 lalu, sebanyak 5.305 balita memeriksakan kesehatan di dua unit pelayanan kesehatan ACT. Di Unit Kesehatan Qa’a Al-Earah, Distrik Hamdan, Kegubernuran Sanaa ada 3.128 balita berkunjung.
Dari tiga ribu lebih pasien yang diperiksa, 106 balita tercatat mengalami malnutrisi akut. 196 balita lainnya mengalami malnutrisi tingkat menengah. Sedangkan, 66 balita dari 2.177 balita yang memeriksakan diri di Unit Kesehatan Ablas mengalami gizi buruk.
Tim Global Humanity Response (GHR) - ACT, Andi Noor Faradiba melaporkan, layanan kesehatan ACT juga melayani ibu hamil dan menyusui. “Lebih dari 1.300 ibu hamil dan menyusui memeriksakan kesehatan mereka pada Desember lalu. Sebagian di antaranya mengalami kekurangan gizi akut dan menengah,” kata Faradiba dikutip dari laman resmi ACT, Rabu (29/1).
Selama bertahun-tahun, kondisi kesehatan di Yaman terlihat kian memprihatinkan. Banyak anak-anak yang kekurangan gizi dan terhambat pertumbuhan.
Penyakit kolera diketahui menyerang anak-anak dan ibu. Kendala lainnya yaitu sedikitnya jumlah tenaga medis yang tersedia terlebih untuk anak-anak dan ibu hamil menyusui. Kondisi ini, kata Faradiba, mendorong ACT untuk menghadirkan pelayanan kesehatan di Yaman.
“Dibutuhkan upaya pendidikan kesehatan untuk keluarga agar anak-anak terhindar dari malnutrisi. Banyak kasus anak lahir cacat, keguguran, prematur, dan ibu yang meninggal ketika melahirkan," ujarnya.
Salah satu penyebab masalah-masalah di atas karena kurangnya kepedulian calon ibu dalam merawat kesahatan diri dan janin. Belum lagi, anak-anak dan ibu hamil menyusui harus menderita akibat konflik berkepanjangan dan anjloknya keadaan ekonomi sosial Yaman.