REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) China Muhammad Aziz menyampaikan, masih ada sekitar 83 mahasiswa Indonesia di Kota Wuhan, China. Mereka berharap bisa segera pulang ke Indonesia atau dievakuasi agar bisa menjauh dari Wuhan tempat endemi virus corona.
"Masih ada sekitar 83 mahasiswa Indonesia di Kota Wuhan, mereka tidak bisa keluar dari Kota Wuhan karena akses transportasi ditutup," kata Aziz kepada Republika.co.id, Selasa (28/1).
Ia menyampaikan, orang-orang dari Wuhan tidak bisa keluar dan orang-orang dari luar tidak bisa masuk ke Wuhan. Mahasiswa Indonesia di Wuhan sudah mulai cemas, begitu pula keluarganya di Indonesia semakin khawatir.
Ia mengatakan, bila memungkinkan mereka berharap bisa keluar dari Wuhan atau dievakuasi ke kota lain yang jauh dari Wuhan. Mereka juga sangat mengharapkan bisa kembali ke Indonesia sampai situasi di China lebih kondusif.
"Itu harapan teman-teman mahasiswa seperti itu, mahasiswa terpaksa berada di asrama masing-masing, tidak bisa keluar karena jika keluar dari asrama terlalu berisiko," ujarnya.
Kandidat Ph.D dari Hohai University di Cina ini menceritakan, para mahasiswa yang masih berada di Wuhan hanya bisa bertahan di dalam asrama. Perbekalan dan cadangan makanan mereka semakin menipis.
Sehari-hari mereka menggunakan masker dan melaksanakan pola hidup sehat di dalam asrama. Bila mereka kehabisan makanan diharapkan pemerintah setempat atau kampus tempat mereka belajar dapat memberi pasokan makanan.
"Harapannya (mahasiswa Indonesia di Wuhan) seperti itu kalau memang harus bertahan dan nggak bisa ke mana-mana," ujarnya.
Ketua PCIM China ini juga menyampaikan harapan mahasiswa Indonesia yang terjebak di Wuhan. Mereka sangat berharap bisa dijemput oleh pemerintah Indonesia, minimal dijauhkan dari Wuhan.
Aziz percaya Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) sudah berkoordinasi dengan pemerintah China. "Ini (para mahasiswa Indonesia di Wuhan) kan anak-anak yang sedang kuliah, saya sendiri sedang kuliah di Kota Nanjing. Sekarang kebetulan di Yogyakarta sedang penelitian dan libur, rencananya Februari mau kembali ke Nanjing tapi kondisi di China seperti ini. Jadi riset dan liburnya diperpanjang sampai situasinya kondusif," ujarnya.
Ia menceritakan, mahasiswa di kampusnya juga sudah tidak dibolehkan keluar dari asrama kecuali terpaksa. Sebab dikhawatirkan mereka terkena virus corona yang berbahaya. Hohai University terletak di Kota Nanjing yang jaraknya sekitar 500 Km atau 3,5 jam perjalanan ke Wuhan menggunakan kereta cepat.
Aziz menegaskan, melindungi warganya tindakan yang sangat wajar bagi pemerintah manapun. Pemerintah manapun pasti memberikan jaminan keselamatan warga negaranya. Mestinya pemerintah Indonesia juga melakukan hal yang sama terhadap warganya yang ada di Wuhan.