REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pipa penyalur air Humanity Water Tank terus mengeluarkan air. Usai mengisi satu ember hingga penuh, pipa berpindah ke tangki air lainnya.
Hingga beberapa waktu, air dari tank terus berpindah dan berusaha mengisi jeriken yang dibawa anak-anak gaza. Bahkan, sempat terlihat seorang anak berusaha mengisi botol minum yang akan ia bawa ke sekolah.
Adanya pasokan air bersih yang dibawa Aksi Cepat Tanggap (ACT) pekan ini menjadi suatu hal yang sangat disyukuri warga Gaza. Bantuan air bersih ini menjadi program reguler ACT.
Hingga kini, kebutuhan air bersih masih menjadi hal yang krusial dan mulai sulit didapat oleh warga Gaza. Sumber air bersih mereka jumlahnya terbatas. Kalaupun ada yang menjual, harga yang dipatok sangat tinggi.
Air bersih ini merupakan buah kebaikan dari derwaman Kitabisa, SMP Al Jannah Depok, DKM At Taqwa Teluk Naga, serta SDIT Ibnu Taimiyah, dan Papanama.
"Ada dua armada Humanity Water Tank di Gaza. Keduanya punya dua minggu siklus kerja. Setelah dua minggu, siklus kembali dari awal lokasi distribusi,” ujar tim Global Humanity Response (GHR) ACT, Andi Noor Faradiba dalam keterangan yang didapat Republika, Selasa (28/1).
Sekitar 19.400 jiwa dalam seminggu menjadi penerima manfaat dengan rata-rata 20 liter air yang diterima satu orang per harinya. Dalam satu minggu, armada bekerja selama enam hari. Air bersih libur dipasok antara hari Jumat, Sabtu, atau Ahad.
Humanity Water Tank rutin menyalurkan air di seluruh wilayah Gaza, dari Gaza Utara tara hingga Rafah. Bantuan air ini akan terus mendampingi warga Gaza, khususnya masyarakat prasejahtera, sekolah-sekolah, masjid, fasilitas kesehatan, dan sarana umum lainnya.