Ahad 26 Jan 2020 13:59 WIB

Tatkala Umar bin Abdul Aziz Ditegur Putranya Sendiri

Umar bin Abdul Aziz ditegur untuk segera menjalankan amanat rakyat.

Rep: MgRol 127/ Red: Nashih Nashrullah
Umar bin Abdul Aziz ditegur untuk segera menjalankan amanat rakyat. Foto pengadilan (ilustrasi)
Foto: alarabiya
Umar bin Abdul Aziz ditegur untuk segera menjalankan amanat rakyat. Foto pengadilan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Buku berjudul Deadline Your Life karya Solikhin Abu Izzuddin, menceritakan kisah Umar bin Abdul Aziz yang ditegur anaknya sendiri, yaitu Abdul Malik bin Umar. 

Sepeninggal Sulaiman Ibnu Abdul Malik, khalifah ketujuh dari Bani Umayyah, rakyat membaiat Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah penerus dinasti yang dibangun oleh Mu’awiyah bin Abu Sofyan. 

Baca Juga

Sebelum menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz pernah menjabat sebagai gubernur Madinah. Beliau mempunyai beberapa orang anak, di antaranya Abdul Malik bin Umar. Dia masih muda, tetapi ketakwaan dan kezuhudannya senantiasa menghiasi lembaran hidupnya.  

Suatu saat, ketika Umar sampai di rumah sepulang mengurus pemakaman jenazah Sulaiman Ibnu Abdul Malik, datanglah Abdul Malik menghampirinya.  

“Wahai Amirul Mukminin, apa yang mendorong Anda membaringkan diri di siang bolong ini?” tanya Abdul Malik pada sang ayah.  

Umar bin Abdul Aziz tersentak dan kaget tatkala putranya tersebut memanggilnya dengan sebutan Amirul Mukminin, bukan memanggil ayah seperti biasanya. Ini mengisyaratkan bahwa putranya ingin mempertanyakan tanggung jawab sang ayah sebagai pemimpin, bukan sebagai kepala keluarga.  

“Aku letih dan butuh istirahat,” jawab Umar bin Abdul Aziz. 

“Pantaskah Anda beristirahat padahal banyak rakyat yang tertindas?” tanya sang anak dengan bijak kepada ayahnya. 

“Wahai anakku, semalaman aku suntuk karena menjaga pamanmu. Nanti setelah shalat Zhuhur aku akan mengembalikan hak-hak orang yang teraniaya,” jawab Umar. 

“Wahai Amirul Mukminin,” kata Abdul Malik menegurnya. “Siapakah yang menjamin Anda hidup sampai Zhuhur, jika Allah menakdirkanmu mati sekarang?” lanjutnya.  

Mendengar ucapannya tersebut, Umar semakin terperangah. Beliau memerintahkan anaknya untuk mendekat kepadanya. Lalu dia mencium anaknya dengan berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah mengaruniakan padaku anak yang telah membuatku menegakkan agama.”

Selanjutnya, beliau memerintahkan juru bicaranya untuk mengumumkan kepada seluruh rakyat, “Barangsiapa yang merasa terzalimi, hendaknya mengadukan nasibnya kepada khalifah.”  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement