REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu karangan Syekh Ahmad Khatib yang mengagumkan kitabnya yang berjudul “Riyadh al-Hussab fi ‘ilm al-Hisab” yang dicetak oleh Mathba’ah al-Maimuniyyah, Mesir pada 1310 H.
Salah satu penulis yang mengkaji kitab tersebut, Al-Faqir Ila Rahmatillah Apria mengatakan, kitab ini merupakan pembahasan panjang lebar mengenai ilmu Matematika. Kitab ini terdiri dari 176 halaman.
Pada permulaan kitab ini, Syekh Ahmad Khatib memaparkan alasan penulisan kitab ini. Syekh Ahmad Khatib mengemukakan bahwa dalam agama matematika diperlukan untuk mengukur kiblat, hisab falaki dan pembagian harta pusaka. Oleh Karena itu, menurut Syekh Ahmab, setiap muslim mesti mengetahuinya.
Selanjutnya, Syekh Ahmad Khatib juga menyebutkan bahwa guru pertama ilmu Hisab ini ialah Nabi Idris Alaihi Salam. Pembahasan dalam kitab ini cukup mendalam, termasuk tentang trigonometri, logaritma dan lainnya. Kitab ini juga dipenuhi dengan “raqam-raqam” untuk mempermudah para pembacanya.
Matematika dalam kajian agama merupakan sesuatu yang sangat penting. Karena, beberapa bidang keilmuan dalam Islam hanya bisa dikuasai dengan kemahiran hitungan-hitungan, seperti Ilmu Faraidh dan Ilmu Falak.
Oleh karenanya, para ulama dalam konteks khusus, dapat dikatakan sebagai saintis Matematika. Seperti itu pula yang diusahakan oleh Syekh Ahmad Khatib dengan penulisan kitab-kitab bidang Matematika.
Salah seorang murid Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi yang mewarisi ilmu Hitung-hitung ini ialah Syekh Abdul Karim Amrullah atau Haji Rasul. Dalam salah satu tulisan tangannya, ia pernah mengukur perjalanan seseorang dari suatu tempat ke tempat lainnya, dalam berapa menit, berapa panjang jaraknya.