Sabtu 25 Jan 2020 04:30 WIB

Kaitan Kematian, Neraka, dan Maksiat yang Menjerumuskan

Kematian merupakan terminal menuju hari pembalasan berupa surga dan neraka.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Kematian merupakan terminal menuju hari pembalasan berupa surga dan neraka. Muslim saat melakukan ziarah kubur (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Kematian merupakan terminal menuju hari pembalasan berupa surga dan neraka. Muslim saat melakukan ziarah kubur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada hakikatnya, kebanyakan manusia berkeinginan melupakan kematian mereka. Namun dalam realitasnya, meski manusia kerap melupakan kematian yang merupakan takdir umum, sesungguhnya kematian itu tidak akan pernah melupakan manusia. Dalam kata lain, kematian akan menghampiri setiap jiwa.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 185 berbunyi:

Baca Juga

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Kullu nafsin dzaiqatul maut. Wa innama tuwaffauna ujurakum yaumal-qiyamati faman zuhziha ani-nari wa udkhilal-jannata faqad faaza. Wa mal hayatuddunya illa mata’ul-ghurur,”. 

Yang artinya: “Setiap yang bernyawa pasti merasakan kematian. Dan sesungguhnya kalian akan dibayar dengan balasan penuh di hari kebangkitan. Maka barangsiapa yang telah dikeluarkan dari api negeraka dan diizinkan untuk masuk surga, sungguh dia sangat beruntung. Dan kehidupan dunia ini tidak lain adalah suatu tipuan,”.

Dalam kitab "Tafsir Nurul Iman karya" Allamah Kamal Faqih Imani disebutkan, setiap manusia memang akan menghadapi kematian. Kematian merupakan takdir yang umum untuk menghampiri setiap jiwa.

Kaitannya dengan ayat tersebut, beliau menjelaskan, setelah kehidupan di dunia ini ada tahap penerimaan hasil dari perbuatan. Baik berupa pahala maupun hukuman yang akan dimulai. Lantas, ayat tersebut juga menjelaskan mengenai mereka yang akan keluar dari cengkraman api neraka dan diselamatkan.

Diibaratkan bahwa api neraka itu menyedot umat manusia. Adapun faktor-faktor yang menarik manusia kepadanya adalah daya tarik yang sangat mengejutkan. Bukanlah hasrat, kesenangan seksual yang tidak halal, jabatan dan harta yang tidak halal yang menyelamatkan manusia dari neraka. Yang menyelamatkan manusia adalah iman dan takwa.

Hal yang paling penting yang dijabarkan dalam ayat tersebut adalah penjelasan mengenai sifat dunia yang fana. Material dunia beserta kesenangan yang ada di dalamnya janganlah dijadikan cita-cita dan tujuan akhir manusia. Sebaliknya, dengan menggunakan alam materi serta kebaikan dunia, manusia sudah sepatutnya semakin bersujud dan menghindari perbuatan-perbuatan dosa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement