REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran menggambarkan keagungan Allah SWT sebagai Tuhan yang wajib disembah dan tidak ada yang patut disekutukan dengan-Nya. Bahkan, terdapat sejumlah ayat yang secara tegas memerintahkan untuk menyembah dan bersujud kepada Allah. Ayat-ayat demikian dinamakan dengan 'ayat sajdah'.
Dalam mushaf Alquran, biasanya tertulis pada pinggiran musfah kata bahasa Arab "sajdah". Ayat Sajdah adalah ayat-ayat Alquran yang menunjukkan perintah bersujud atau menceritakan orang-orang yang sujud dengan nuansa anjuran agar yang mendengar ayat tersebut mengikuti mereka.
H Sakib Machmud dalam bukunya berjudul "Mutiara Juz 'Amma" menyebutkan, bahwa orang yang membaca ayat sajdah ini disunahkan untuk melakukan sujud baik di dalam atau di luar shalat.
Selain yang membaca, orang yang mendengar ayat sajdah pun disunahkan sujud, seperti sujud di waktu shalat sesudah i'tidal. Sujud karena bacaan ayat sajdah ini disebut dengan sujud tilawah.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila anak Adam membaca ayat sajdah kemudian dia sujud, maka setan akan menjauh sambil menangis dan berkata, "Oh celaka!" Dalam riwayat Abu Kuraib: "Oh, Celakanya aku. Anak Adam diperintahkan untuk sujud dan dia bersujud, maka dia mendapatkan surga. Sedangkan aku diperintahkan untuk sujud tetapi aku menolak, maka aku mendapatkan neraka."
Menurut riwayat al-Bukhari, surah an-Najm adalah permulaan surat yang di dalamnya terdapat ayat sajdah. Sementara menurut riwayat Ibnu Ishaq, surat an-Najm adalah permulaan surat yang dibacakan Nabi Muhammad SAW dengan terang-terangan dan dinyaringkan bacaannya di hadapan orang ramai.
Berdasarkan riwayat, ketika surah an-Najm telah diturunkan kepada Nabi SAW, suatu hari Nabi SAW membacakan seluruh surat itu di Masjid al-Haram, yang kebetulan didengarkan kaum Muslimin dan musyrikin.
Kemudian, saat bacaan Nabi sampai di ayat yang terakhir, beliau bersujud. Ayat tersebut berbunyi:
فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا
"Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)." (an-Najm:62)
Kaum Muslimin dan musyrikin yang ada di sana lantas bersujud mengikuti Nabi SAW. Kecuali, hanya seorang musyrik yang tidak ikut bersujud.
Namun, dia mengambil segenggam tanah di tapak tangannya, lalu bersujudlah ia di atas tapak tangan itu. Menurut riwayat, nama seorang Musyrik itu adalah Umayyah bin Khalaf, seorang dari golongan pemuka musyrikin yang sangat memusuhi dakwah Nabi saw.
Dalam buku berjudul "Kelengkapan Tarik Nabi Muhammad Edisi Istimewa Jilid 6" disebutkan, bahwa kaum musyrik bersujud lantaran mereka tertarik akan ketajaman tata bahasa dan keindahan susunan kata yang baru dibaca Nabi SAW, dan bukanlah karena hendak mengikuti sujud Nabi. Sebab, kala itu, mereka belum mau beriman kepada ayat-ayat Allah.
Mengutip Jannah Firdaus Mediapro dalam bukunya berjudul "Risalah Tuntunan Fiqh Lengkap Kaum Wanita Muslimah Edisi Bahasa Indonesia" menyebutkan, bahwa ayat-ayat sajdah di dalam Alquran terdapat pada 15 tempat. Empat imam madzhab sepakat bahwa ayat sajdah ada 10 ayat di antaranya:
- إِنَّ الَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ (QS al-Araaf: 206)
- وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَالُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ (QS ar-Ra'du: 15)
- وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (QS an-Nahl: 29)
- قُلْ آمِنُوا بِهِ أَوْ لَا تُؤْمِنُوا ۚ إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ سُجَّدًا (QS al-Isra’: 107)
- (QS Maryam: 58) أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ آدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا ۚ إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُ الرَّحْمَٰنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا
- (QS al-Hajj: 18) أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ ۗ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ
- وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اسْجُدُوا لِلرَّحْمَٰنِ قَالُوا وَمَا الرَّحْمَٰنُ أَنَسْجُدُ لِمَا تَأْمُرُنَا وَزَادَهُمْ نُفُورًا (QS al-Furqan: 60)
- أَلَّا يَسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ (QS an-Naml: 25)
- إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (QS as-Sajdah: 15)
- وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (QS Fushilat 37)
Sementara itu Ibn Ishaaq bin Rahawaih berpendapat, jumlah ayat sajdah adalah 15, yakni 10 di atas ditambah lima ayat lain. Empat ayat yang termasuk ayat sajadah namun diperselisihkan, tetapi ada dalil shahih yang menjelaskannya. Ayat tersebut di antaranya:
- فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا (QS an-Najm 62)
- وَإِذَا قُرِئَ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنُ لَا يَسْجُدُونَ (QS al-Insyiqaq: 21)
- كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ (QS al-Alaq: 19)
- (QS Shad: 24) الَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعْجَتِكَ إِلَىٰ نِعَاجِهِ ۖ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَا هُمْ ۗ وَظَنَّ دَاوُودُ أَنَّمَا فَتَنَّاهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ
Sementara 1 ayat yang masih diperselisihan dan tidak ada hadits marfu' (hadis yang sampai pada Nabi SAW) yang menjelaskannya. Akan tetapi, banyak sahabat yang menganggap ayat ini sebagai ayat sajdah, yaitu:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (QS al-Hajj: 77)