Senin 20 Jan 2020 18:04 WIB

Putra Pendiri MER-C Ungkap Pesan Berharga Sang Ayah

Pendiri MER-C Joserizal Jurnalis tutup usia pada Senin (19/1).

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Keluarga dan kerabat menghadiri prosesi pemakaman pendiri lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) Joserizal Jurnalis di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Senin  (20/1)).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Keluarga dan kerabat menghadiri prosesi pemakaman pendiri lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) Joserizal Jurnalis di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Senin (20/1)).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dunia Islam berduka atas kepergian Joserizal Jurnalis seorang pahlawan kemanusiaan pendiri Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dan penggagas Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. 

Semasa hidupnya almarhum pernah berpesan kepada anaknya agar membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan tanpa melihat latar belakangnya.  

Baca Juga

Saladin Sean Jurnalis (22 tahun) putra Joserizal menceritakan tentang prinsip ayahnya. Dia mengatakan bahwa ayahnya tidak memandang latar belakang orang-orang yang ditolongnya. Siapapun mereka bila membutuhkan pertolongan maka harus ditolong.   

"Prinsip beliau (Joserizal) soal kemanusiaan terutama, tidak pandang siapa yang akan ditolong, tidak pandang agamanya, rasnya, kelompok politik atau apapun, karena siapa saja yang membutuhkan pertolongan harus ditolong, salah satu (pesannya) itu," kata Saladin bercerita kepada Republika di Pendopo Silaturrahim, Cibubur, Bekasi, pada Senin (20/1).   

Joserizal juga pernah berpesan kepada putranya agar mengejar pendidikan setinggi mungkin. Sebab suatu saat nanti hasil belajar tersebut akan berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

Di mata Saladin, sosok Joserizal juga sebagai ayah dan pemimpin yang sangat luar biasa bagi keluarga. Sementara di lingkungan organisasi, almarhum menjadi pemimpin bagi sahabat-sahabatnya.   

"Terkadang beliau (Joserizal) akan lebih peduli terhadap orang lain daripada kesehatannya sendiri, sering kali ayah saya begitu," ujar Saladin mengenang sosok ayahnya.  

Joserizal wafat di usia 56 tahun pada Senin (20/1) pukul 00.38 WIB di RS Harapan Kita. Jenazah almarhum dishalatkan di Pendopo Silaturrahim pada Senin pagi. Menjelang siang jenazah kembali dishalatkan di Masjid Silaturrahim, Cibubur, Bekasi. Setelah shalat Zhuhur almarhum dikebumikan di pemakaman umum Pondok Rangon, Jakarta.  

Sejumlah aktivis kemanusiaan, pimpinan lembaga filantropi, ulama dan pejabat negara ikut serta masyarakat melaksanakan shalat jenazah. Mereka menyampaikan telah kehilangan sosok aktivis kemanusiaan yang hebat, berani dan berjasa bagi umat manusia.     

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement