Kamis 16 Jan 2020 21:53 WIB

Malaysia Duduki Peringkat Pertama Paspor Sakti Negara Islam

Paspor Malaysia peringkat pertama paling sakti se negara Islam.

Rep: MgRol 127/ Red: Nashih Nashrullah
Paspor Malaysia paling sakti di level negara Islam karena bebas visa di 178 negara. Foto Bendera Malaysia (ilustrasi)
Foto: Reuters
Paspor Malaysia paling sakti di level negara Islam karena bebas visa di 178 negara. Foto Bendera Malaysia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR— Daftar baru yang dikeluarkan The Henley Passport Index, menyebutkan Malaysia menduduki peringkat ke-13  paspor terkuat di dunia dan menjadikannya paspor Muslim nomor satu di dunia.  

Dilansir dari 5 Pillars, setiap tahunnya organisasi tersebut menentukan peringkat paspor dunia berdasarkan jumlah tujuan yang diakses pengguna paspor tanpa visa sebelumnya.  

Baca Juga

Peringkat tersebut menunjukkan, Jepang berada di posisi teratas dengan akses bebas visa ke 191 negara. Lalu, diikuti Singapura, dan Korea Selatan. Sisanya, 10 besar didominasi negara-negara Barat.  

Sementara itu, paspor Malaysia memungkinkan warganya untuk bepergian ke 178 negara bebas visa. Hal itu dimiliki paspor Malaysia karena Malaysia adalah negara maju yang memiliki hubungan bilateral yang kuat dengan sejumlah badan regional dan internasional. 

UEA (ke-18) dan Brunei (ke-23) adalah satu-satunya negara Muslim lain yang menempati peringkat tinggi dalam daftar. UAE telah naik 47 tempat luar biasa selama 10 tahun terakhir dan sekarang memiliki skor bebas visa / on-arrival dari 171.  

Secara umum, negara-negara Timur Tengah memperoleh keuntungan besar sebagai bagian dari upaya keseluruhan untuk meningkatkan perdagangan dan pariwisata. UAE dan Arab Saudi masing-masing naik empat peringkat, sementara Oman naik tiga peringkat pada daftar.  

Arab Saudi sekarang berada di urutan ke-66, dengan warga negara dapat mengakses 77 tujuan di seluruh dunia tanpa visa sebelumnya. Sementara Oman duduk di tempat ke-64, dengan skor bebas visa / visa saat kedatangan 79.

Tetapi, tren migrasi dan mobilitas di Timur Tengah sebagian besar didorong konflik. Konflik yang semakin dalam di Libya, Suriah, dan Yaman, dan dengan protes anti-pemerintah yang diperbarui di Mesir, Irak, dan Lebanon, merupakan pemindahan paksa yang kemungkinan besar akan terus mendominasi pola migrasi dan mobilitas di Timur Tengah.

Selain itu, sebagian besar paspor Muslim ada di daftar bawah, yaitu Afghanistan yang berada di peringkat terakhir ke-107. Ini hanya memiliki 26 tujuan bebas visa.

Negara-negara Muslim lain yang berada di peringkat 100 atau lebih rendah adalah Sudan, Palestina, Libya, Yaman, Somalia, Pakistan, Suriah, dan Irak.

Henley Passport Index mengatakan, hasil terbaru menunjukkan bahwa secara global orang lebih bisa banyak bepergian daripada sebelumnya. Tetapi, di satu sisi, hal ini menunjukkan kesenjangan yang semakin besar dalam hal kebebasan bepergian. 

Pemegang paspor Jepang dapat mengakses 165 lebih banyak tujuan di seluruh dunia daripada warga negara Afghanistan, misalnya.  

Mengomentari dalam laporan tersebut, Dr Parag Khanna, Pendiri dan Mitra Pelaksana FutureMap di Singapura, mengatakan, “Migrasi, seperti halnya hampir semua hal lain, adalah fungsi dari penawaran dan permintaan, dan, semakin banyak migrasi menciptakan lebih banyak permintaan, merangsang pertumbuhan ekonomi yang sangat dibutuhkan. Ketika ekonomi dunia menuju ke perlambatan yang disinkronkan, kita harus melihat migrasi sebagai bagian dari solusi, bukan masalahnya."  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement