REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG – Pemain rugby wanita ini memutuskan untuk berjilbab meski di luar kebiasaan. Dilansir di aboutmuslim.net ini pilihan Zahraa Hendricks, dia bertujuan agar orang tak lagi salah paham tentang hijab yang dikenakannya.
"Banyak gadis Muslimah mungkin merasa bahwa tidak ada tempat bagi mereka dalam olahraga," katanya kepada IOL.co.za.
Menjadi pemain rugby berhijab pertama di Afrika Selatan membuat dirinya viral di media sosial. Banyak Muslimah memilih mengenakan jilbab dan melihat mereka sebagai bentuk penindasan.
Namun, dia mendapat perlakuan yang berbeda dari rekan satu timnya. Jilbab yang dikenakannya merupakan bagian dari identitaa dirinya.
"Itu tidak benar aku bebas. Anggota tim saya berasal dari latar belakang yang berbeda, tetapi kami masih menganggap satu sama lain sama," kata Hendricks.
Mereka tetap bekerja sama dalam satu tim dan tidak saling bertentangan. Dengan memakai jilbab di lapangan, Hendricks mematahkan stereotip wanita berhijab.
Di seluruh dunia, Muslimah menentang hambatan budaya dan stereotip untuk bersaing dan menjadi yang terbaik dalam bidang olahraga seperti sepak bola, anggar, angkat besi, bola basket, hoki, dan banyak lagi.
Pada 2016, 14 Muslimah mendapatkan medali di Olimpiade Rio , termasuk pemain anggar Amerika Ibtihaj Muhammad, Muslimah pertama yang mewakili Amerika Serikat di podium.
Namun, olahraga lain terus mengalami diskriminasi serupa terhadap wanita berhijab, seperti judo karena judoka Indonesia Miftahul Jannah dilarang bertanding Oktober lalu dari Asian Para Games ketika dia menolak untuk melepaskan jilbabnya.n Ratna Ajeng Tejomukti