REPUBLIKA.CO.ID, KANADA – Masjid tertua di Kanada membuka pintunya sejak Kamis malam (9/1) untuk tunawisma. Hal ini dilakukan selama suhu rendah, bagi warga Edmonton yang sangat membutuhkan tempat berlindung.
"Masjid Al Rashid bekerja sama dengan The Mustard Seed membuka pintunya bagi orang-orang yang terpaksa tidak dapat tidur di dalam rumah dan tunawisma karena suhu rendah," tulis akun resmi Masjid Al Rashid di Facebook .
Masjid Al Rashid terbuka untuk umum sejak pukul 19.00 hingga 20.00 waktu setempat. Tamu yang datang akan disediakan makanan panas, tempat tinggal, dan kebutuhan pokok. Ada juga sukarelawan yang menginap untuk membantu.
Edmonton telah mengalami cuaca yang sangat dingin baru-baru ini. Peringatan dingin ekstrem telah dikeluarkan karena suhu atau angin dingin mencapai minus 30 derajat celcius hingga minus 55 derajat celcius.
"Kami mendesak semua warga di sekitar area Masjid kami untuk mengarahkan orang-orang kasar yang mereka temui ke fasilitas kami agar mereka dapat diberi bantuan atau menelepon 211 di mana pihak berwenang dapat memberi mereka bantuan," dilansir di aboutislam.net.
The Mustard Seed telah bekerja sama dengan Masjid Al Rashid untuk membantu kampanye ini. Dari dukungan logistik hingga beberapa kegiatan, tujuannya adalah untuk memastikan bahwa komunitas muslim siap untuk menyediakan tempat berlindung yang aman bagi mereka yang paling membutuhkannya.
Kampanye Masjid Al Rashid ini sejalan dengan kegiatan beberapa masjid dan pusat-pusat Islam, yang melayani kebutuhan para tunawisma.
Pada Februari 2019, masjid membuka pintunya untuk melindungi para fakir miskin dan tunawisma dari semua agama. Di Inggris, sebuah masjid Birmingham membuka pintunya tahun lalu untuk membantu para tunawisma selama musim dingin.
Pada Survei Rumah Tangga Nasional 2011, sebanyak 5,5 persen penduduk penduduk Edmonton adalah Muslim. Faktanya, ini bukan pertama kalinya komunitas Muslim membuka pintunya untuk membantu.
Sebelumnya masjid terbuka selama kebakaran Fort McMurray di musim panas 2016 untuk keluarga yang melarikan diri dari kobaran api.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
