Jumat 10 Jan 2020 18:17 WIB

ACT DIY Beri Santunan ke Guru Honorer di Gunungkidul

Bantuan sebagai bentuk apresiasi guru honorer yang sudah mengabdi rata-rata 10 tahun.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
  Pemberian bantuan program Sahabat Guru Indonesia dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY kepada guru-guru honorer di Kabupaten Gunungkidul, Jumat (10/1).
Foto: Dokumen.
Pemberian bantuan program Sahabat Guru Indonesia dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY kepada guru-guru honorer di Kabupaten Gunungkidul, Jumat (10/1).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY mulai menjalankan program Sahabat Guru Indonesia (SGI). Dibuat untuk membantu kesejahteraan guru-guru honorer yang masih berpenghasilan jauh dari layak.

Kali ini, Tim ACT berkunjung ke SDN Karangsari di Desa Karangsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul. Ini merupakan kunjungan kedua kalinya setelah yang dilakukan ACT pada akhir 2019 lalu.

Terdapat lima guru honorer atas nama Mulyono, Aris Wijayanto, Iwan Supriyanto, Dwianto, dan Tutut Puji Wahyuni. Kehadiran bantuan ini sendiri mendapat tanggapan positif dari mereka yang mendapatkan.

Mulyono, misal, menyampaikan rasa syukurnya dengan adanya program Sahabat Guru Indonesia itu. Ia mengatakan, bantuan yang diberikan benar-benar dapat meringankan kebutuhan hidupnya sehari-hari.

 

"Program ini sangat membantu kami terutama guru honorer, ya karena pendapatan kami yang masih minim, sehingga program ini sangat membantu keadaan kehidupan ekonomi kami," kata Mulyono, Jumat (10/1).

Sebagai salah satu penerima, Mulyono sendiri tidak cuma mengajar sebagai guru matematika di SDN Karangsari. Namun, ia dan istrinya memiliki usaha kecil-kecilan berjualan wingko babat.

Untuk satu loyangnya, wingko babat jualannya dihargai Rp 37 ribu. Menempuh perjalanan jauh ke lokasi sekolah dari Karangmojo, bapak dari dua anak ini berharap dagangannya itu dapat membantu perekonomiannya.

Koordinator SGI, Kharis Pradana mengungkapkan, kehadiran Tim ACT untuk menyampaikan amanah donatur. Bentuknya bantuan sebagai bentuk apresiasi guru-guru honorer yang sudah mengabdi rata-rata 10 tahun.

"Dengan gaji yang masih jauh dari UMR, program santunan untuk guru-guru ini diharap mampu memiliki dampak yang baik bagi guru honorer dan keluarga," ujar Kharis.

Kharis berharap, Tim ACT selalu bisa menghadirkan dan melanjutkan program secara merata dan meluas. Sehingga, bisa membantu memberikan kehidupan yang layak dan sejahtera bagi guru-guru seluruh Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement