REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) telah membawa perubahan peta perpolitikan dengan mengarusutamakan Islam.
"Ada kesadaran lebih tinggi untuk politik kebangsaan, keumatan, dan politik praktis," kata Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia, Zaitun Rasmin, di Jakarta, Kamis (9/1).
Dia mengatakan hal itu terkait dengan pengaruh pada masa kini dari KUII IV pada 2015 di Yogyakarta.
MUI akan menyelenggarakan KUII V di Bangka Belitung tahun ini dengan mengangkat tema "Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia dalam Mewujudkan NKRI yang Maju, Adil dan Beradab".
Zaitun mengatakan tema KUII tahun ini memiliki kemiripan dengan tema dari penyelenggaraan sebelumnya.
Meski ada kemajuan dengan perubahan pemetaan perpolitikan, kata dia, tetapi dari aspek ekonomi umat Islam yang belum kunjung membaik.
"Dilihat dari perjalanan setelah penyelenggaraan KUII 2015, dari aspek ekonomi kita masih jauh. Tema KUII kemarin relevan maka perlu diperkuat lagi," katanya.
Menurut dia, kemajuan umat Islam salah satu faktor pentingnya ditopang oleh aspek ekonomi.
Memperbaiki ekonomi umat, kata dia, berarti juga meningkatkan kemajuan bangsa Indonesia. "NKRI ini general. Umat Islam maju maka bangsa juga maju. Umat tidak tertinggal dan anak bangsa lain tidak tertinggal," kata dia.