Selasa 07 Jan 2020 18:20 WIB

SIGAB PPPA Bantu Warga Bangun Jembatan Sementara

Tim Sigab PPPA Daarul Qur'an membantu warga Lebak membangun jembatan.

Tim Sigab PPPA Daarul Qur
Foto: PPPA Daarul Quran
Tim Sigab PPPA Daarul Qur

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Tim Siaga Bencana (SIGAB) PPPA Daarul Quran langsung bergerilya ke sejumlah lokasi terdampak banjir dan longsor setibanya di Kecamatan Cipanas, Lebak, Banten, pada Jumat (3/1) pagi. Menurut data yang dirilis Kepolisian setempat, terdapat dua kecamatan dan 12 desa terdampak atas musibah tersebut. Sejumlah akses jalan pun lumpuh dan terpaksa ditutup akibat air serta lumpur memenuhi badan jalan.

Salah satu wilayah paling parah adalah Kampung Buluheun dan Cikomara. Setidaknya terdapat 30 rumah dan dua sekolah telah dinyatakan hanyut akibat meluapnya aliran Sungai Ciberang yang masuk ke pemukiman warga. Akibatnya, akses Kampung Buluheun pun terputus dan seluruh warga hanya mampu menunggu bantuan datang.

Salah satu cara yang dilakukan warga untuk mendapatkan akses menuju Kampung Buluheun adalah dengan membangun jembatan penyeberangan semenatara. Tim Sigab PPPA Daarul Qur'an yang dikomandoi Rojali pun turut serta membantu warga dalam membangun jembatan tersebut. Jembatan dibangun dari tumpukkan bebatuan yang disusun dan dibentangkan sepanjang kurang lebih 15 meter.

Aliran Sungai Ciberang yang deras membuat proses pembuatan jembatan memakan waktu cukup lama. Hingga saat ini, jembatan baru dibangun sepanjang tiga meter dari Kampung Buluheun menuju Kampung Cikomara. Entus, salah seorang tokoh masyarakat setempat mengatakan bahwa tinggi aliran sungai saat terjadinya banjir mencapai enam sampai tujuh meter.

Dengan arus yang sangat kuat, air menerjang permukiman warga dan meluluh lantahkan bangunan di sekitar bantaran sungai. "Di sana (Buluheun) ada tujuh RT, jadi sekitar ada 3.000-an warga yang terjebak," ujar Entus.

Akibat tidak adanya akses menuju Kampung Buluheun, warga baru mendapatkan bantuan dengan kiriman makanan dan pakaian yang dikirim menggunakan tali. Karung-karung makanan ditarik dengan tali yang dibentangkan antara kedua sisi kampung.  Menurut pengakuan Entus, ada sejumlah warga yang hilang sejak banjir menerjang, satu diantaranya ditemukan meinggal dunia.

Saat ini, warga Buluheun dan Cikomara terfokus pada pembuatan jembatan untuk mendistribusikan bantuan ke warga yang menjadi korban banjir. “Kami juga mendsitribusikan kebutuhan mendesak untuk para korban. Mohon doa agar musibah ini segera berakhir dan warga bisa beraktivitas kembali seperti biasanya,” ujar Rojali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement