Selasa 07 Jan 2020 11:00 WIB

Hikmah Penciptaan Air

Di dalam agama Islam air penting sebagai sarana ibadah.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
Hikmah Penciptaan Air. Foto: Sungai mengalir di Green Canyon.
Foto: PicnicHolic
Hikmah Penciptaan Air. Foto: Sungai mengalir di Green Canyon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di dalam agama Islam air penting sebagai sarana ibadah. Air diperlukan untuk bersuci sebagai salah satu syarat sebelum menunaikan salat yang merupakan ibadah pokok dalam ajaran Islam.

Berwudhu sebagai salah satu syarat sah salat dilakukan dengan cara membasahi atau mencuci bagian-bagian tertentu dari anggota badan dengan air bersih (suci dan menyucikan). Perintah berwudu dan mandi junub dengan menggunakan air bersih terdapat dalam Alquran surah Al Maidah ayat 5-6.

Baca Juga

Di dalam Alqur’an banyak ayat yang membicarakan masalah air dan fungsinya di alam, misalnya tentang asal dan penopang kehidupan, daur hidrologi, sarana transportasi, dan sebagainya, bahkan surga dilukiskan sebagai kebun yang dialiri sungai-sungai yang jernih.

Allah pernah mengazab umat-umat terdahulu yang ingkar dan melampaui batas dengan air sehingga menimbulkan kerusakan di muka bumi, antara lain umat Nabi Nuh, Fir’aun, kaum Saba’, dan umat-umat lainnya.

Ayat-ayat tersebut mengisyaratkan bahwa air merupakan barang yang penting dan diperlukan, tetapi juga dapat menjadi sumber masalah dan bencana.

Terdapat lebih dari 200 ayat di dalam Al-Qur’an yang mengandung kata air atau hal yang berhubungan dengan air, seperti hujan, sungai, laut, awan, mata air dan lain-lain. Di antara ayat-ayat itu terdapat uraian tentang proses-proses air di alam dengan ringkas tetapi sangat jelas, misalnya proses terjadinya hujan dan daur air.

Beberapa peristiwa alam yang berkaitan dengan air disebutkan dalam bentuk sumpah (qasam). Proses-proses alam yang berkaitan dengan air banyak pula dipakai sebagai kiasan dalam menggambarkan hubungan sebab suatu perbuatan (amal) dengan akibatnya yang akan diperoleh manusia baik di dunia maupun di akhirat.

Allah berfirman dalam surah al Hijr ayat 45, Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).

Keberadaan air di akhirat, peran dan pengaruhnya bagi manusia sangat tergantung pada amalan-amalan yang telah diperbuat terdahulu semasa masih di dunia. Keberadaan air di mana-mana, termasuk di surga dan neraka, mengindikasikan bahwa air tidak pernah terpisah jauh dari kehidupan manusia.

Bahkan pada kenyataan yang kita hadapi di dunia ini pun, air merupakan benda bermanfaat bagi manusia, acapkali menimbulkan masalah dan bencana. Secara langsung dan tidak, manfaat dan persoalan yang berkaitan dengan air pada dasarnya akibat tindakan manusia. Sementara itu cara kita berperilaku sehubungan dengan air tampaknya lebih banyak diatur dalam hadis, misalnya, Permintaan seseorang yang tidak boleh ditolak, apabila persediaan cukup, adalah air, api, dan garam.

"Ayahku meminta izin kepada Rasulullah, kemudian ia masuk, mencium, dan duduk bersanding dengan beliau. Lalu ia bertanya, “Wahai Rasulullah, permintaan apakah yang tidak boleh ditolak?” Beliau menjawab, “Air.”

Ia bertanya lagi, “Wahai Nabi Allah, permintaan apa lagi yang tidak boleh ditolak?” Beliau menjawab, “Garam.” Ia bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, permintaan apa lagi yang tidak boleh ditolak?” Beliau menjawab, “Kebaikan yang engkau lakukan adalah baik bagimu.” (Riwayat Abu Dawud dengan sanad dhaif dari seorang wanita yang biasa dipanggil Buhaisah)

Salah satu sedekah yang akan memberikan pahala yang mengalir adalah menggali sumur untuk umum. “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia, lalu sedekah apakah yang lebih utama (agar pahalanya sampai kepada roh beliau)?” Rasulullah menjawab, “Air.” Kemudian Sa‘d menggali sebuah sumur, ia berkata, “Sumur ini aku persembahkan untuk Ibu Sa’d” (Riwayat Abu Dawud dari Sa’d bin Ubadah)

Kedua hadis di atas menunjukkan bahwa air memiliki peran sosial yang penting. Hadis tentang perilaku terhadap air ini umumnya mengatur hubungan antarmanusia.

Manfaat air (hujan)

Salah satu kebutuhan vital manusia adalah air, terutama untuk keperluan minum dan bersuci (taharah). Orang bisa bertahan hidup lebih lama tanpa makan,

tetapi tidak tanpa air. Air yang disediakan melimpah di planet kita pada dasarnya jumlahnya tetap, hanya saja terus bersirkulasi dengan sangat menakjubkan.

Dari laut air menguap ke udara, lalu dibawa angin ke tempat tertentu menjadi tetesantetesan hujan yang membasahi bumi. Sebagian untuk kebutuhan langsung tetumbuhan, hewan, dan manusia. Sebagian terserap ke dalam tanah menjadi cadangan atau persediaan air tanah.

Sebagian yang lain bergerak menuju laut yang dapat dimanfaatkan berbagai jenis makhluk sepanjang perjalanannya, bahkan keperluan lebih besar, misalnya

sebagai prasarana transportasi air. Allah berfirman dalam surah Al Sajdah ayat 27, "Dan tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami mengarahkan (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan (dengan air hujan itu) tanam-tanaman sehingga hewan-hewan ternak mereka dan mereka sendiri dapat makan darinya. Maka mengapa mereka tidak memperhatikan?

Rasulullah mencontohkan kepada kita untuk melakukan shalat Istisqa memohon kepada Allah agar diturunkan hujan. Biasanya hal ini terkait dengan panjangnya musim kering sehingga membahayakan kehidupan tanaman, binatang, dan manusia.

Hakikatnya, hujan turun adalah kehendak Allah, baik sedikit maupun banyak. Allah dalam AlQur’an berfirman bahwa Dia-lah yang mengarahkan awan menuju daerah-daerah yang dikehendakiNya untuk menjadi hujan dan menghidupkan tanah yang mati. Hujan turun berdasarkan kehendak Allah, dan adalah wajar apabila dalam musim kering yang panjang orang-orang beriman memohon kemurahan Allah untuk menurunkan hujan.

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, Dia memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti. (Ar Rum ayat 24).

Ketika Allah mencurahkan hujan dengan kemurahan-Nya, binatang-binatang itu muncul dan bergembira, bersama menghijaunya padang rumput yang sebelumnya mengering. Lebih menakjubkan lagi adalah adanya jenis ikan yang ternyata ketika tidak ada air ia masuk ke dalam bumi dan diam. Segera setelah hujan tiba, ikan-ikan tersebut keluar dari lubang persembunyiannya.

Demikian pula jenis buaya kecil yang dapat berlindung pada lubang– lubang tanah, mereka kembali pada kehidupan normal. Sedangkan buaya raksasa yang tak menemukan lubang tempat persembunyian menjadi tulang-belulang sebelum hujan tiba. Fenomena di atas menunjukkan betapa Allah telah mengatur kehidupan binatang

dengan mengatur keberadaan air atau turunnya hujan.

Manfaat utama air di muka bumi ini adalah sebagai sumber dan pemelihara kehidupan, termasuk kehidupan manusia. Banyak sekali ayat dalam Al-Qur’an yang menyatakan bahwa kehidupan (tumbuhan, hewan, dan segala kehidupan) di muka bumi terjadi dengan adanya air.

Kelebihan lainnya bagi umat manusia, air bermanfaat pula untuk kesejahteraannya melalui berbagai jenis penggunaan. Allah menciptakan air dengan sifat-sifat yang memang terukur dan bermanfaat bagi bumi dan kehidupan di atasnya.

Dalam Surah Al Mu'minun ayat 18 terdapat kata biqadar (sesuai ukuran) menunjukkan makna keseimbangan. Dengan begitu, air yang diciptakan Allah menurut kadar

(ukuran) yang diperlukan berfungsi memenuhi kebutuhan seluruh makhluk hidup dan juga menjaga keseimbangan suhu di bumi. Air Juga digunakan untuk membantu kesejahteraan manusia sebagai sarana transportasi.

 

*Disarikan dari Buku Air Dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement