REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dompet Dhuafa terus berupaya mengajak masyarakat melestarikan dan mengembangkan pencak silat sebagai warisan budaya asli Indonesia. Salah satunya melalui agenda panggung "The Power of Pencak Silat", di D'Mall Margonda, Kota Depok, Sabtu (4/1).
Dalam acara tersebut, Dompet Dhuafa menggelar berbagai macam agenda, di antaranya seminar nilai-nilai silat Indonesia, workshop berbagai senjata silat warisan budaya, talkshow bersama tokoh sepuh silat, launching buku silat, launching batik silat, lomba silat antarperguruan, serta masih banyak lagi.
"Dengan berkumpulnya pesilat-pesilat dari berbagai perguruan di sini, mudah-mudahan Dompet Dhuafa bersama seluruh perguruan silat di Indonesia dapat terus menjaga dan melestarikan budaya silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (Intangible Cultural World Heritage), sebagaimana yang dinobatkan oleh UNESCO di Bogota Colombia tahun 2017 lalu," seru Ketua Yayasan Dompet Dhuafa, Nasyith Madjidi.
Tokoh pencak silat internasional Mayjen TNI Purn Dr Eddie M Nalapraya mengapresiasi Dompet Dhuafa yang turut mengembangkan pencak silat warisan budaya Indonesia. "Saya berbangga dapat hadir dan bertemu dengan para pesilat se Depok ini. Sungguh luar biasa upaya Dompet Dhuafa dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai pencak silat," ucap Eddie.
Eddie menegaskan, belajar silat adalah untuk kehidupan, sejatinya bukan hanya untuk beladiri. Selain itu silat juga kesehatan baik jasmani maupun rohani. Di sisi lain silat juga memiliki nilai kesejahteraan dan keamanan.
"Namun yang utama adalah nilai keilmuan dalam kehidupan nyata," lanjut guru besar pencak silat dunia tersebut.
Kini, tercatat sudah ada 70 negara yang menggemari silat. Melalui KSJ (Kampung Silat Jampang), Dompet Dhuafa mendorong seluruh lapisan masyarakat Indonesia, anak muda khususnya, untuk gemar melestarikan silat. Sehingga pengakuan sebagai Warisan Budaya Dunia tak Benda oleh UNESCO akan tetap disandang oleh Pencak Silat Indonesia.