Jumat 03 Jan 2020 18:27 WIB

Kampung Terisolasi, Dompet Dhuafa Beri Bantuan Medis

Masyarakat masih belum mendapatkan bantuan meski banjir sudah mulai surut.

    DMC Dompet Dhuafa bantu warga kampung terisolir mendapat bantuan kesehatan.
Foto: Dompet Dhuafa
DMC Dompet Dhuafa bantu warga kampung terisolir mendapat bantuan kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Banjir bandang yang melanda Kampung Peuteuy, Desa Kelongsawah Kecamatan Jasinga, awal januari lalu, terlihat sudah mulai surut meski tidak begitu signifikan. Sebagian pengungsi di sana mengeluhkan sakit pada bagian perut, gatal-gatal, hingga kram usai menyelamatkan diri dari banjir.

Salah satu warga pengungsi melapor kepada Tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa yang saat itu bermarkas di di Desa Parungsapi. Menurut laporan yang diterima, hingga hari ketiga, Jumat (3/1), masyarakat masih belum mendapatkan bantuan apapun, meski banjir sudah mulai surut.

Baca Juga

Sebagian sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa lumpur banjir. Kendati begitu, bantuan berupa logistik, medis, dan obat-obatan sangat diperlukan bagi para korban.

"Memang banyak lokasi yang terdampak banjir di Jasinga, salah satunya Kampung saya di Kampung Peuteuy. Tapi sampai hari ini (Jumat) masih belum mendapatkan bantuan. Semua relawan dan bantuan terpusat di posko Desa sebelah, padahal di kampung saya pun sama dampaknya. Banyak masyarakat yang mengeluh sakit perut, demam, gatal gatal, dan kram,” ujar Fery, salah satu pengungsi dari warga RT 02/RW 02 Kampung Peuteuy.

photo
DMC Dompet Dhuafa bantu warga kampung terisolir mendapat bantuan kesehatan.

Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim DMC Dompet Dhuafa dengan Ketua Tim Sanadi Shonet, bergerak menuju Kampung Peuteuy guna melakukan respons cepat usai menggulirkan bantuan salah satunya respon medis di Pos Kampung Parungsapi, sebelumnya tim agak kesulitan menempuh perjalanan untuk susur wilayah bencana di Kampung Parungsapi, dengan akses jembatan terputus maka tim harus melintasi sungai serta bukit yang cukup terjal, dengan jarak  kurang lebih 5 Km dari Kecamatan Jasinga.

Setelah melakukan assesement lokasi, Shonet menjumpai setidaknya ada tiga RT di Kampung Peuteuy yang terkena dampak banjir. Di antaranya RT 01, 02, 03/RW 02, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 150Kepala Keluarga (KK), atau 600 jiwa.

“Yang terparah adalah RT 02. Sejak banjir bandang yang terjadi Rabu,1 januari 2020 lalu, sampai sekarang masih terlihat genangan-genangan air,” ucap Shonet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement