Kamis 02 Jan 2020 19:08 WIB

ACT Respons Tanggap Darurat Banjir Jabodetabek

Aksi Cepat Tanggap telah melakukan penanganan di fase tanggap darurat.

ACT terus membantu korban banjir di Jabodetabek.
Foto: ACT
ACT terus membantu korban banjir di Jabodetabek.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan mengguyur DKI Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) lebih dari 12 jam sejak Selasa (31/12) sore. Curah hujan ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada pertengahan Januari hingga Maret 2020. Tingginya intensitas pada awal tahun 2020 berdampak pada banjir yang merendam sebagian besar wilayah Jabodetabek.

Menurut data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), per 1 Januari 2020, lebih dari 31 ribu orang mengungsi dari rumahnya dan 16 orang meninggal. Merespons besarnya dampak banjir di Jabodetabek, Aksi Cepat Tanggap telah melakukan penanganan di fase tanggap darurat ini.

Baca Juga

Presiden ACT Ibnu Khajar menyampaikan, penanganan fase tanggap darurat tersebut antara lain evakuasi, pemberian layanan medis, pendirian posko kemanusiaan dan dapur umum, hingga pendistribusian logistik. “Untuk penanganan banjir besar di Jabodetabek, kami menerapkan total disaster management, mulai dari fase tanggap darurat hingga pemulihan. Di fase tanggap darurat ini, tim kami sudah siaga sejak Selasa (1/1) kemarin dan tersebar di titik-titik yang terdampak banjir paling parah. Evakuasi warga kami utamakan, simultan dengan pendistribusian bantuan melalui armada-armada kemanusiaan kami,” jelas Ibnu dalam siaran persnya.

photo
Tim ACT terus bergerak memberikan bantuan pada korban bencana banjir Jabodetabek.

Di fase tanggap darurat, Aksi Cepat Tanggap telah menurunkan 5 regu penyelamat ke wilayah-wilayah terdampak banjir. “Fase pertama yang dilakukan adalah proses evakuasi warga yang terjebak banjir di rumahnya. Saat ini evakuasi warga terus berlangsung di titik-titik yang terdampak parah, seperti Pondok Gede Permai (Kota Bekasi), Ciledug (Kota Tangerang), Bidara Cina (Jakarta Timur), dan lainnya,” terang Ibnu, Kamis (2/1).

Ambulans Pre-Hospital mengiringi proses evakuasi korban banjir di Jabodetabek. Kamis (2/1), armada yang dilengkapi peralatan medis untuk pertolongan pertama bagi pasien ini mengevakuasi lansia di wilayah Pondok Gede Permai, Bekasi. Lansia tersebut mengalami luka saat berusaha menyelamatkan diri dari banjir.

Selain evakuasi dan layanan medis, ACT turut mendirikan puluhan posko kemanusiaan di Jabodetabek. “Kami sedang proses pendirian puluhan Induk Posko Wilayah dan Daerah di Jabodetabek. Saat ini sudah ada yang telah aktif dan melayani warga terdampak banjir. Misalnya saja ada di Ciputat, Pondok Gede, Petamburan, dan lainnya,” ujar Wahyu Novyan selaku Direktur Program ACT.

Selama sepekan ke depan, ACT akan mendirikan 14 Induk Posko Wilayah yang masing-masing membawahi 3 Induk Posko Daerah. Posko-posko tersebut di antaranya 5 posko di Jakarta, 3 posko di Tangerang, 2 posko di Bekasi, 2 posko di Bogor, 1 posko di Depok, dan 1 posko di Karawang. Sehingga, ACT mendirikan 56 posko sepekan ke depan.

Dapur umum juga tengah didirikan untuk menyediakan makanan siap santap bagi korban banjir, baik yang bertahan di rumah mereka maupun yang mengungsi. Simultan dengan itu, ACT mendistribusikan air bersih dan logistik seperti selimut dan pakaian untuk warga terdampak banjir.

“Armada kemanusiaan juga akan diturunkan untuk mendistribusikan bantuan ke posko pengungsian seperti Humanity Food Truck, Humanity Water Truck, dan Ambulance Pre-Hospital. Air Minum Wakaf dari Global Wakaf juga akan didistribusikan bagi warga Jakarta yang terdampak banjir,” tutup Wahyu.

photo
Humanity food truck ACT bantu korban banjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement