REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelaran Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di area Masjid Agung at-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), ramai pengunjung sejak dibuka pada pada Jumat (27/12). Pada hari ketiga, Ahad (29/12), banyak peserta dari kalangan milenial mengikuti lokakarya kepenulisan dan bedah buku \"Love Notes\" karya Asma Nadia.
Di acara lokakarya tersebut, pengunjung termotivasi oleh Asma Nadia untuk memulai menulis buku. Peserta lokakarya juga mendapatkan tambahan wawasan teknik menulis dan menerbitkan buku.
Salah seorang peserta lokakarya kepenulisan dan bedah buku, Purwanti menyampaikan, setelah mendengar pemaparan dari Asma Nadia, ia jadi termotivasi untuk kembali menulis. Warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, ini mengaku sempat konsisten menulis, tapi karena kesibukan kerja dan rumah tangga, kegiatan menulis ia tinggalkan.
"Dengan mendengarkan penjelasan dan cerita Asma Nadia, saya jadi semangat lagi menulis, ingin mencoba menulis lagi, acara workshop dan bedah buku ini bagus banget, senang mengikutinya," kata Purwanti kepada Republika di Masjid Agung at-Tin, Ahad (29/12).
Purwanti yang merupakan pembaca setia koran Republika sangat mengapresiasi acara Festival Republik dan Dzikir Nasional yang rutin diselenggarakan setiap akhir tahun. Dia juga sangat senang ada pameran buku dan acara yang sangat positif, yaitu Dzikir Nasional di malam akhir tahun.
Di tempat yang sama, mahasiswa pascasarjana semester satu Universitas Paramadina, Harmoko, memuji acara lokakarya dan bedah buku bersama Asma Nadia. Ia menyampaikan, saat ikut lokakarya mendapatkan tambahan pengetahuan tentang proses menerbitkan buku dan teknik menulis. "Acara workshop dan bedah buku ini bagus sekali karena mengajarkan ke kita tentang dunia kepenulisan," kata Harmoko.
Mahasiswa asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), ini juga mengapresiasi penyelenggaraan Festival Republik dan Dzikir Nasional. Menurut dia, acara ini sangat bagus untuk generasi milenial. Sebab, Festival Republik dan Dzikir Nasional adalah acara yang luar biasa bermanfaat. "Umat jadi bisa melaksanakan muhasabah di akhir tahun secara berjamaah," ungkapnya.
Peserta lokakarya dan bedah buku lainnya dari Cibubur, Jakarta Timur, Diyah Madiya Puspita Sari mengaku sangat senang bisa mendengarkan pemaparan dari penulis favoritnya Asma Nadia. Setelah mengikuti lokakarya, ia mendapatkan gambaran teknik menulis.
Hal yang menyenangkan, kata Diyah, peserta lokakarya diizinkan untuk latihan menulis dan mengirim karya tulisnya ke redaksi Republika. "Saya jadi tahu bagaimana cara menulis, menulis sepertiga halaman setiap hari, maka kita akan bisa mengumpulkan 120 halaman untuk satu tahun, ikut acara ini sangat seru dan berkesan," ujarnya.
Diyah juga menyampaikan, acara Festival Republik dan Dzikir Nasional sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sebab, banyak kegiatan positif dan Islami yang dihadirkan Republika. "Alhamdulillah banget, pokoknya menyesal kalau enggak datang ke Festival Republik, makanya ayo datang, apalagi nanti ada Dzikir Nasional pada malam akhir tahun," ujarnya.
Novelis Asma Nadia berpose untuk Harian Republika di sela-sela kegiatan Workhsop Kepenulisan pada gelaran Festival Republik 2019, di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Ahad (29/12).
Novelis Asma Nadia setelah menjadi narasumber lokakarya dan bedah buku menyampaikan, para peserta dimotivasi untuk gemar menulis. Menurut dia, tidak ada orang yang malas, tapi yang ada adalah orang yang tidak punya motivasi.
Asma berharap melalui lokakarya dan bedah buku singkat ini, peserta bisa menemukan motivasi mereka. Sebab, menulis adalah keterampilan yang bisa dipelajari. "Hanya saja untuk kita terus mengasah diri agar terus semakin terampil, kita harus menemukan motivasi yang kuat untuk membuat dirinya terus menulis," paparnya.
Kepada peserta lokakarya, Asma juga menyampaikan teknik menulis. Peserta diberi tahu tujuh "dosa" kepenulisan bagi pemula yang biasa dilakukan. Peserta juga banyak yang bertanya bagaimana caranya menulis buku romantis.
"Jadi, bagaimana caranya agar bisa menulis buku romantis, tadi Asma menyampaikan tips, antara lain menaruh rasa, memilih detail yang menunjang terbangunnya atmosfer romantis dan membuat karakter atau latar yang romantis," ujarnya.
Dia juga menyampaikan bahwa menulis adalah profesi yang bisa disandangkan sebelum lulus kuliah. Karena itu, dia mengajak generasi milenial untuk memulai menulis. Menurut dia, menulis merupakan cara mudah membangun eksistensi sejak dini.
"Eksistensi itu bisa menjadi sayap, Kalau buat saya, alhamdulillah, lewat eksistensi kepenulisan, Allah menerbangkan saya ke 72 negara dan 512 kota. Ini bukan hal yang mustahil untuk diraih adik-adik milenial, bahkan ketika mereka masih duduk di bangku sekolah," ujarnya.
Asma berharap Festival Republik dan Dzikir Nasional dapat terus diselenggarakan Republika. "Karena acara seperti ini sangat bermanfaat," katanya.
Ketua Panitia Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 Arul Busyro menyampaikan, panitia sudah mempersiapkan acara tahunan ini dengan maksimal. Acara puncak berupa Dzikir Nasional juga siap digelar. "Ulama dan tokoh-tokoh Muslim akan memberikan tausiyah di puncak acara Dzikir Nasional," kata Arul, Ahad Ahad (29/12).
Acara ini diisi dengan berbagai macam kegiatan. Pada Jumat (27/12), telah diadakan talkshow bertema "Masa Lalu untuk Masa Depan" yang menghadirkan Ustaz Fahmi Salim sebagai narasumbernya. Kemudian, pada 28-31 Desember 2019 diadakan cek kesehatan gratis dan donor darah.
Arul menambahkan, pada Senin (30/12) bakal diselenggarakan kajian bertema "Mengistimewakan Alquran" bersama Ustaz Jamalulail. "Menjelang puncak acara pada Selasa (31/12) diselenggarakan hiburan musik Islami, tausiyah mutiara hati bersama Ustazah Mamah Dedeh," ujarnya.
Arul berpesan kepada masyarakat khususnya umat Islam agar mengisi waktu dengan kegiatan yang positif. Dia mengatakan, Republika mempersembahkan Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 sebagai kegiatan alternatif untuk umat di malam pergantian tahun.
"Mari hadiri Festival Republik dan Dzikir Nasional sebagai ajang menambah wawasan keislaman dan muhasabah, mari mendengarkan tausiyah, berzikir, dan berdoa bersama di acara puncak Dzikir Nasional," ujar Arul.n fuji eka permana, ed: satria kartika yudha