Ahad 29 Dec 2019 11:00 WIB

Habib Quraisy: Dzikir Nasional Beri Alternatif Bagi Umat

Republika menawarkan alternatif acara untuk menyongsong pergantian tahun dengan zikir

Rep: Muhyiddin/ Red: Dwi Murdaningsih
Pendiri Pondok Pesantren As-Shidqu Habib Quraisy Baharun saat di wawancarai Republika di Pondok Pesantren As-Shidqu Jalan Raya Sampora, Desa Sampora, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Rabu (25/12). Dalam kesempatanya ia membahas tentang adab dan ilmu serta konsep pesantren As-Shidqu yang menjunjung tinggi akhlakul karimah.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pendiri Pondok Pesantren As-Shidqu Habib Quraisy Baharun saat di wawancarai Republika di Pondok Pesantren As-Shidqu Jalan Raya Sampora, Desa Sampora, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Rabu (25/12). Dalam kesempatanya ia membahas tentang adab dan ilmu serta konsep pesantren As-Shidqu yang menjunjung tinggi akhlakul karimah.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN --  Menyongsong malam pergantian tahun, Republika kembali menyelenggarakan Dzikir Nasional untuk yang ke-18 kalinya di beberapa kota besar di Indonesia. Pendiri Pondok Pesantren As-Shidqu Kabupaten Kuningan, Habib Quraisy Baharun menilai, kegiatan Dzikir Nasional Republika tersebut memberikan alternatif bagi umat Islam di malam tahun baru 2020.

"Kegiatan positif di malam tahun baru seperti dzikir dan tabligh akbar itu sangat luar basa sekali, sangat baik sekali. Setidaknya memberikan alternatif kepada umat Islam," ujar Habib Quraisy saat belum lama lama imi ditemui Republika.co.id di Pondok Pesantren As-Shidqu, Sampora, Cilimus, Kabupaten Kuningan.

Baca Juga

Penanggung jawab Majelis Rasulullah Jawa Barat ini mengatakan, pada malam tahun baru kebanyakan masyarakat menghadiri acara yang berbau maksiat. Namun, menurut dia, dengan adanya Dzikir Nasional tersebut, Republika menawarkan sebuah solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.

"Jangan kamu hadir ke sana, hadirlah ke sini (dzikir nasional, red). Kami buat acara dzikir, tabligh akbar, muhasabah akhir tahun dan awal tahun. Itu satu hal yang sangat positif sekali," ucap Habib Quraisy.

Menurut ulama asal Bangil ini, Islam sangat memperhatikan awal waktu dan akhir waktu. Di awal waktu, menurut dia, para ulama mengarahkan untuk memulainya dengan niat yang baik, sehingga kedepannya bisa menjadi spirit untuk terus melakukan kebaikan.

Begitu juga di akhir waktu, lanjutnya, umat Islam juga harus mengakhirinya dengan kebaikan atau khusnul khotimah. "Nah, ini menjadi sebuah implementasi dari ajaran para ulama kita terhadap segala sesuatu yang terkait dengan waktu. Mulailah dengan kebaikan dan akhiri dengan kebaikan," kata Habib Quraisy. .

Dewan Pengawas Majelis Rasulullah Pusat ini mendukung penuh kegiatan dzikir yang diselenggarakan Republika setiap tahun. Karena itu, menurut dia, pada malam pergantian tahun Majelis Rasulullah juga menggelar kegiatan dzikir dan tabligh akbar di beberapa daerah.

"Saya sangat mendukung sekali acara-acara kegiatan seperti dzikir Republika dan yang lain-lainnya," ujar lulusan Pesantren Darul Muathafa Yaman ini.

Sebagai informasi, kegiatan Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 tersebut mengusung tema "Membangun Generasi Indonesia yang Unggul". Kegiatan dzikir Nasional Republika tersebut digelar di Masjid TMII Jakarta, Masjid Pusdai Bandung, dan Masjid Jogokariyan Yogyakarta.

Khusus di Jakarta, kegiatan tersebut digelar pada 27-31 Desember 2019 dan akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan menarik. Pada malam pergantian tahun, Dzikir Nasional akan dipimpin Pimpinan Majelis Az-Zikra, Ustaz Abdul Syukur.

Kegiatan ini juga akan dihadiri para tokoh dan ulama, seperti Menteri Agama Fachrul Razi, Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, Ketua Komisi Dakwah MUI KH. Cholil Nafis, Habib Jindan, Ustaz Cholidi, dan Ustazah Mama Dede.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement