Kamis 26 Dec 2019 13:52 WIB

Gerhana Matahari Momen Bertaubat pada Allah

Allah menunjukkan kebesarannya melalui gerhana matahari.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Menteng Dr. KH. Farhat Abdullah.
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Ketua Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Menteng Dr. KH. Farhat Abdullah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Menteng Dr. KH Farhat Abdullah menyampaikan peristiwa alam gerhana matahari merupakan momen bagi umat Islam untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt. Melalui fenomena alam itu pula, Allah menunjukkan kebesaran-Nya kepada manusia agar memohon ampunan atas segala dosa yang diperbuat.

"Ini momen kita untuk tafakur, memikirkan ciptaan Allah yang sangat luar biasa, alam semesta, bumi, langit, dan seluruh jagat raya semesta, agar bertobat, kembali pada Allah karena manusia tempat salah, tempat dosa," ujar dia saat berceramah usai shalat gerhana matahari di Masjid Jami Matraman, Jakarta, Kamis (26/12).

Baca Juga

Farhat mengatakan bahwa kata kuncinya adalah bertakwa. Begitu seorang Muslim bertakwa, maka segala urusannya akan dimudahkan dan dilancarkan. Tiap Muslim hendaknya memetik pelajaran dari fenomena alam gerhana matahari itu.

"Rasulullah SAW menganjurkan untuk shalat gerhana karena ini peringatan agar manusia mengambil pelajaran bahwa Allah yang menciptakan alam semesta ini. Semua benda-benda langit sujud kepada Allah. Bintang, matahari, semuanya. Cuma kan manusia sujudnya kepada dunia. Dan ini peringatan untuk kembali pada Allah," ucap dia.

 

Dalam kesempatan itu, Farhat juga mengingatkan bahwa ketakwaan kepada Allah akan membuat umat Islam terhindar dari bencana agama, yakni bencana yang merusak sendi-sendi agama. Misalnya kerusakan pemahaman agama, antara lain pandangan bahwa agama hanya ada di tempat ibadah sehingga tidak perlu ada agama di luar tempat ibadah.

"Ini lebih dasyat dibandingkan bencana alam. Kalau kita seperti itu (menjauh dari Allah), bermaksiat, maka akan mengundang murka. Karena itu, peristiwa alam gerhana matahari seperti menjadi pengingat akan kekuasaan Allah. Tapi kan manusia lupa, seperti sekarang yang shalat gerhana itu sedikit. Sibuk dengan dunianya masing-masing," ucapnya.

Padahal, lanjut Farhat, Rasulullah Saw telah menganjurkan kepada umatnya untuk melakukan shalat di saat terjadi gerhana. Terlebih fenomena alam seperti ini jarang terjadi.

"Rasulullah bersabda, 'siapa yang menghidupkan sunahku di saat manusia lupa dengan sunahku, berarti dia cinta kepadaku, dan nanti akan bersamaku di surga. Semoga kita bersama Rasulullah karena kita mematuhi ajakan Rasulullah," tutur dia.

Puluhan warga berduyun-duyun mendatangi Masjid Jami Matraman, di Matraman, Jakarta. Mereka hendak melaksanakan shalat Gerhana yakni shalat Kusuf di masjid tersebut. Warga mulai berdatangan pada sekitar pukul 10.00 WIB, dengan menggunakan peci, sarung dan baju koko serta ada pula yang mengenakan gamis.

Pengurus masjid juga aktif mengajak warga sekitar untuk bersama-sama menunaikan shalat Kusuf, dengan memakai pengeras suara. Setelah berkumpul di masjid, jamaah diberikan pengetahuan oleh pengurus masjid tentang bagaimana cara melaksanakan ibadah shalat Kusuf. Kemudian jamaah melakukan shalat Kusuf tepat pada pukul 11.00 WIB, dilanjutkan ceramah oleh Dr KH. Farhat Abdullah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement