Kamis 12 Dec 2019 15:01 WIB

Mengubah Takdir dengan Doa

Doa bisa menolak musibah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Merubah takdir dengan doa: Foto: Ilustrasi Berdoa
Foto: Pixabay
Merubah takdir dengan doa: Foto: Ilustrasi Berdoa

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Takdir yang telah ditetapkan dapat dirubah dengan doa dari seorang mukmin. Hal tersebut disampaikan oleh Ustaz Zainal Abidin Lc MM, dalam kajian bertajuk Dibalik Rahasia Doa, berdasarkan kitab Ad Daa' Wa - Ad Dawaa' dari penulis Ibnu Qayyim al-Jauziyyah di Masjid Al Azhar, Summarecon Bekasi, pada Kamis (12/12).

"Jadi bisa gak takdir dirubah? Bisa, takdir bisa dirubah dengan doa," kata Ustaz Zainal yang juga pembimbing dari sekolah islam Ibnu Hajar Boarding School ini pada Kamis.

Baca Juga

Al-Hakim meriwayatkan dalam kitab shahihnya (Al-Mustadrak) dari Aisyah radhiyallahu'anha, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda, "Sikap waspada tidak mampu menolak takdir. Doa memberikan manfaat kepada hal-hal yang telah terjadi dan yang belum terjadi. Pada saat musibah itu turun, doa segera menghadapinya. Keduanya saling bertarung hingga tiba hari kiamat".

Disebutkan juga dalam kitab yang sama, dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwasanya Nabi bersabda, "Doa akan memberikan manfaat terhadap apa yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Maka hendaklah kalian semua berdoa, wahai hamba-hamba Allah".

Kemudian masih pada kitab yang serupa, yaitu dari Tsauban bahwasanya Nabi bersabda, "Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa. Tidak ada yang bisa menambah usia kecuali kebajikan. Sungguh, seseorang benar-benar akan terhalang dari rizkinya karena dosa yang ia kerjakan".

"Tidak ada yang bisa menangkis takdir kecuali doa. Ini lebih spesifik, gak ada yang bisa merubah takdir kecuali doa, sejalan dengan hadist yang tadi kehati-hatian tidak bisa merubah takdir. Maksudnya diantara sekian sebab  merubah takdir yang paling bisa adalah doa," ucap Zainal.

Ustaz Zainal mengatakan, hal ini merupakan kebaikan bagi seorang mukmin. Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan sebuah alat atau media yang dapat dilakukan oleh semua orang, baik mereka yang kaya, miskin, perempuan, pria, yang lemah, dan sehat, semuanya dapat berdoa.

"Makanya sungguh sangat aneh kalau kebaikan ini tidak dimanfaatkan, supaya lebih enak, lebih nyaman dari berbagai masalah-masalah hidup sehingga tidak stress, dan tidak mengalami bencana-bencana," kata dia. 

Dalam hadist riwayat Ahmad juga disebutkan bahwa, "Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak terkandung di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikannya salah satu dari ketiga hal berikut: Allah akan mengabulkannya dengan segera, mengakhirkan untuknya di akhirat atau memalingkannya dari keburukan yang semisalnya".

Ustaz Zainal mengatakan, apabila seseorang sudah berdoa cukup lama, namun tidak dikabulkan, maka seorang hamba seharusnya bersikap  Husnudzan. Kemungkinan doa tersebut akan digunakan untuk kehidupan di akhirat. 

Sebab apabila semua doa dikabulkan, maka tidak ada yang disimpan di akhirat. Sementara seorang hamba tidak luput dari kesalahan, dengan puasa yang belum tentu diterima, shalat tidak khusyuk dan sedekah yang jarang dilakukan. 

"Paling Potensi doa, Allah Yang Maha sayang kepada kita, seandainya Allah bisa bicara langsung, 'Wahai hambaku kalau doa semua kami kabulkan dan dikasih duit Rp 500 juta bisa, tapi nanti tidak ada simpanan di akhirat'," kata Zainal.

Selain itu, doa juga dapat terwujud dalam bentuk penolakan terhadap musibah. Apabila berdoa dengan senilai Rp 500 juta, maka musibah yang ditolak sebesar itu pula, jika ada bencana seperti terkena tabrakan kereta api, namun seorang hamba dapat tidak terkena musibah tersebut karena doa yang dipanjatkan.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement