Ahad 22 Dec 2019 12:13 WIB

Muslim Malaysia Galang Dukungan untuk Muslim Uighur

Muslim Malaysia mempertanyakan sikap keras China terhadap Muslim Uighur.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Malaysia Galang Dukungan untuk Muslim Uighur. Anak-anak pulang sekolah di Turpan, Xinjiang, China. Sebanyak 40 persen dari populasi Xinjiang, yang jumlahnya 21,8 juta jiwa, adalah kelompok Muslim Uighur. Mereka hidup di bawah pengawasan ketat pemerintah China (ilustrasi).
Foto: EPA
Muslim Malaysia Galang Dukungan untuk Muslim Uighur. Anak-anak pulang sekolah di Turpan, Xinjiang, China. Sebanyak 40 persen dari populasi Xinjiang, yang jumlahnya 21,8 juta jiwa, adalah kelompok Muslim Uighur. Mereka hidup di bawah pengawasan ketat pemerintah China (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KAJANG -- Beberapa anggota kelompok Muslim dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) melakukan unjuk rasa untuk mendukung minoritas Uighur pada Sabtu (21/12). Unjuk rasa dilakukan di pintu masuk 'Beautiful Xinjiang Cultural Show', yang diselenggarakan oleh kedutaan besar China di Bangi Avenue Convention Center (BACC).

Kelompok-kelompok Muslim yang tergabung mencakup Malaysian Islamic Youth Movement (Abim) dan Global Peace Mission (GPM). Mereka juga berencana  mengirimkan memorandum ke kedutaan besar China di Kuala Lumpur segera.

Baca Juga

Wakil Presiden Abim dan Kepala Eksekutif GPM, Ahmad Fahmi Mohd Samsudin mengatakan, protes itu untuk menentang pertunjukan budaya. Ia menggambarkannya sebagai upaya pemerintah China mempromosikan narasi palsu.

"Kami tahu kenyataan warga Uighur masih ditindas dan dikesampingkan oleh China, ditempatkan di kamp konsentrasi," kata Ahmad dilansir di Malay Mail, Ahad (22/12).

Para peserta mulai berkumpul pada pukul 17.30 waktu setempat. Mereka memegang poster yang menyatakan solidaritas dengan Uighur, para demonstran meminta kendaraan yang lewat untuk membunyikan klakson untuk mendukung demonstrasi. Beberapa peserta bahkan menempel mulut mereka dengan selotip untuk melambangkan penyensoran terhadap warga Uighur.

Para demonstran PAS datang ke pintu masuk BACC dan bergabung dengan LSM sekitar pukul 18.30. Mereka turut hadir dengan membawa bendera, dan plakat partai.

Kerumunan yang berkumpul mencapai hingga lebih dari 100 orang. Mereka juga berada di bawah pengawasan ketat dari 10 hingga 12 petugas polisi, yang hadir untuk memastikan semuanya berjalan lancar.

Fahmi tidak menyangkal hubungan baik antara Malaysia dan China yang mencapai tahun ke-45. Ia mempertanyakan sikap China yang mengambil tindakan keras terhadap sebagian besar warga Uighur.

"Perhatikan ini bukan pertama kalinya pertunjukan budaya diadakan. Itu diadakan di negara-negara lain seperti di Pahang baru-baru ini," kata dia.

"Yang paling mengecewakan adalah kenyataan KTT KL (Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur), sekarang di hari terakhirnya, telah diam mengenai masalah ini, meskipun Abim dan LSM lain mendesak mereka untuk melakukannya," ucap Fahmi.

Sementara itu, Kepala Pemuda PAS Bangi Nazir Hilmi mengatakan, sayap partai di negara bagian lain juga telah diminta untuk menunjukkan solidaritasnya dengan menunjukkan kapan pun pertunjukan budaya dilakukan di sana. "Beberapa tidak dapat melakukannya karena berbagai alasan termasuk keterlambatan permohonan izin polisi. Tetapi yang lain seperti di Kedah dan Perlis berhasil melakukannya," kata dia.

"Dalam kapasitas saya, saya juga telah mengajukan memorandum ke kantor Selangor Mentri Besar dan Bangi Ong Kian Ming, mendesak mereka untuk membatalkan pertunjukan," ucap Nazir.

Nazir mengatakan, metode Cina yang diterapkan terhadap Uighur begitu berlebihan. "Meskipun kami memiliki hubungan baik dengan Cina, kami juga berharap pemerintah akan memberikan tanggapan tegas tentang sikap mereka terhadap masalah ini. Akan sangat mengecewakan jika ada menteri atau wakil mereka menghadiri pertunjukan malam ini," kata Nazir.

Pada hari ketiga KTT KL, Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan, nasib orang-orang Uighur tidak akan dibahas karena acara itu bukan tentang politik atau agama, tetapi tentang negara-negara Muslim yang sedang berkembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement