REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid, mengatakan umat Islam masih disibukkan dengan permasalahan yang tidak fundamental dalam paham keagamaan, bersifat furu'iyat atau cabang agama. Selain itu juga perihal perbedaan pandangan terkait pilihan politik.
"Umat Islam masih disibukkan dengan perbedaan yang bersifat sepele, furu'iyat, juga masalah perbedaan dalam politik. Untuk masalah yang terakhir masih terasa sisa-sisa gesekan yang terjadi saat pemilu pileg dan pilpres kemarin," kata Zainut pada Kamis (19/12).
Dia mengatakan, seringkali umat berdebat dalam persoalan cabang sehingga membuat lalai, dan lupa bahwa pekerjaan besar yang harus dilakukan. Sebagai contoh, masalah terkait dengan shalat ada yang mengeraskan niat atau tidak, umat memperdebatkan hal tersebut sampai waktu yang lama, kemudian juga perihal penggunaan qunut dalam ibadah.
"Ya alhamdulillah, anak sekarang tidak ada yang memperdebatkan itu, puasa, shalat tarawih ada yang delapan, 11 dan 23 rakaat, sekarang alhamdulillah sudah bisa diterima dengan baik, karena banyak juga yang tidak tarawih," ucap Zainut.
Dia mengungkapkan, penting bagi umat Islam dengan penuh kesadaran untuk menjaga hubungan persaudaraan yang rukun antarsesama umat. Perbedaan yang terjadi sebisa mungkin tidak sampai menimbulkan perpecahan.
Sikap saling menghormati antar perbedaan yang ada diminta lebih dikedepankan. Selain itu juga jangan sampai merusak ikatan ukhuwah sesama Muslim.
"Perbedaan yang sudah masuk kesesatan baru kita berikan rambu-rambu. MUI sudah memberikan batas-batas di mana perbedaan yang bisa ditoleransi dan tidak bisa ditoleransi," kata dia.