Kamis 19 Dec 2019 17:41 WIB

Dzikir Nasional Republika Bangun Generasi Unggul Bangsa

Dzikir Nasional Republika memasuki tahun ke-17.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Dzikir Nasional Republika Bangun Generasi Unggul Bangsa. Ilustrasi zikir.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Dzikir Nasional Republika Bangun Generasi Unggul Bangsa. Ilustrasi zikir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Republika secara aktif setiap tahun menggelar Dzikir Nasional untuk menghadapi pergantian tahun. Kali ini, Republika mengajak seluruh umat Muslim mendalami kajian dengan tema Membangun Generasi Indonesia yang Unggul.

Kegiatan zikir nasional ini memasuki tahun ke-17. Sama seperti tahun sebelumnya, Dzikir Nasional akan berlangsung di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

Baca Juga

Sekretaris Umum Muhammadiyah Abdul Mu'thi mendukung kegiatan zikir ini. Berzikir merupakan kegiatan yang bisa dilakukan di mana saja dan membawa banyak manfaat.

"Islam mengajarkan agar manusia senantiasa mengisi hidupnya dengan kegiatan-kegiatan yang berguna. Hindari perkataan dan perbuatan yang sia-sia. Senantiasa positif dan produktif adalah kunci meraih keberhasilan," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (19/12).

Dzikir Nasional yang digelar Republika adalah salah satu contoh bagaimana mengisi waktu yang bermanfaat. Dari sudut budaya, zikir nasional bisa menjadi tradisi alternatif dan counter culture.

Tanpa harus menghujat mereka yang merayakan tahun baru dengan pesta-pesta, Abdul Mu'thi menyebut zikir nasional memberikan ruang dan contoh. Berdakwah bisa dilakukan dengan perbuatan nyata dan bukan hanya kata yang berbusa-busa.

Ia juga menggaris bawahi sepanjang 2018-2019, energi umat telah terkuras untuk kegiatan politik. Pemilihan umum dan utamnya pemilihan presiden telah membuat umat terpolarisasi dalam kutub-kutub politik yang tajam.

Dari pesta politik ini memang tidak sampai terjadi konflik. Tetapi polarisasi politik yang ada membuat umat menjadi ringkih, mudah terprovokasi, saling mencurigai, dan bahkan saling menghujat.

"Tahun 2020 adalah momentum rekonsiliasi. Semua pihak perlu merapatkan kembali saf perjuangan. Tantangan 2020 tidak sederhana. Bahkan mungkin lebih berat dengan lebih dari 200 Pilkada serentak di seluruh Indonesia," ucapnya.

Ia menyebut residu politik pascapilpres dan Pemilu 2019 masih kuat dan berpotensi menimbulkan segregasi sosial. Karena itu, agar umat tetap kuat dan bangsa tetap bersatu diperlukan kedewasaan dan kearifan dalam bertindak. Kepentingan dan kemaslahatan umum harus lebih diutamakan di atas golongan dan kekuasaan

Mengenai tema Dzikir Nasional 2019 Membangun Generasi Indonesia yang Unggul, ia menyebut kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan masalah yang serius. Daya saing bangsa dinilai terus menurun dibanding bangsa-bangsa lainnya. Di dalam kitab suci Alquran telah dijelaskan mengenai bagaimana generasi unggul ini. Generasi yang unggul adalah mereka yang memiliki empat ragam kekuatan.

Pertama, kekuatan ilmu atau basthatan fi al-ilmi. Selanjutnya kekuatan fisik (basthatan fi al-jismi). Kekuatan berikutnya adalah keterampilan dalam berbagai bidang.

"Kekuatan keempat yakni kekuatan iman, mental, dan spiritual. Kekuatan yang keempat itu lebih utama dari tiga kekuatan yang lainnya," ujar Abdul Mu'thi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement