REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL – Rekonstruksi Masjid Agung al-Nuri di Mosul, Irak telah dimulai. Masjid tersebut sempat dihancurkan sebagian oleh ISIS pada 2017 lalu.
Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan pada April tahun lalu bahwa mereka akan membiayai proyek UNESCO senilai 50 juta dolar Amerika untuk membangun kembali masjid ini. Masjid al-Nuri dibangun pada abad ke-12 dan dijuluki "Hunchback" karena menara yang condong.
Asisten Direktur Jenderal untuk Budaya di UNESCO, Ernesto Ottone-Ramirez, mengatakan pada Februari, bahwa proses regenerasi merupakan kesempatan untuk dapat menginspirasi kaum muda, dan menghubungkannya dengan warisan mereka.
"Kami berusaha untuk mendapatkan kembali apa yang dulunya adalah semangat Mosul. UNESCO memiliki lebih dari 70 tahun pengalaman dalam bagaimana membentuk budaya dan kebijakan, tetapi ini sedikit berbeda dengan proyek yang telah kami lakukan di masa lalu di Kamboja dan di Mesir," ucap Ramirez, dilansir dari the National, Selasa (17/12).
Masjid ini menjadi terkenal pada 2014 karena menjadi tempat di mana Abu Bakar Al Baghdadi mendeklarasikan kekhalifahan ISIS.
ISIS kemudian menghancurkan masjid selama pertempuran sengit dengan pasukan keamanan Irak. Warga masih berjuang untuk membangun kembali kehidupan mereka hampir dua tahun kemudian karena Mosul juga merupakan tempat ISIS melakukan beberapa kejahatan paling keji, seperti menjual perempuan Yazidi ke dalam perbudakan.
Mereka membakar mesin cetak dan kafe, dan meledakkan situs-situs arkeologi dan keagamaan seperti Kuil Nabi Yunus. Begitu ISIS dikeluarkan dari kota tahun lalu, pihak berwenang dan penduduk setempat yang tinggal di belakang mulai menyelamatkan yang tersisa.
Program UNESCO tidak terbatas pada situs-situs muslim saja tetapi juga termasuk dua gereja, kuil Yazidi dan perpustakaan pusat Universitas Mosul.