Ahad 15 Dec 2019 16:52 WIB

PCNU Cirebon Minta Pembangunan Sutet Dipertimbangkan Ulang

Pembangunan Sutet akan melintasi kawasan Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon.

Pesantren Bina Mulia
Foto: Istimewa
Pesantren Bina Mulia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon dan para Kiai se-Cirebon sepakat menolak pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang akan melintasi kawasan Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon.

“Dengan memperhatikan Dar’ul Mafasid Muqoddam ala jalbil masholih kami mohon kepada PLN yang berpusat di Jakarta agar memindahkan lokasi pembangunan SUTET jauh dari pesantren Bina Insan Mulia tanpa gaduh dan kericuhan,” kata Ketua PCNU Cirebon, KH Azis Hakim Syaerozi dalam siaran persnya, Ahad (15/12).

Karenanya, Kiai Aziz, pihaknya memohon kepada PLN agar mempertimbangkan hal ini dan segera memutuskan untuk memindahkan jalur ini menjauhi lingkungan pesantren.

Pesantren Bina Insa Mulia berlokasi di Desa Cisaat, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Pendirian Sutet rencananya akan didirikan PLN di sebuah titik yang jaraknya hanya 6 Meter dari Masjid utama Pesantren Bina Insan Mulia.

Keberatan pihak pesantren Bina Insan Mulia juga telah disampaikan saat audiensi dengan DPRD Cirebon dan perwakilan PLN beberapa waktu lalu. Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Mohamad Lutfi juga telah menyatakan penolakan dan mendukung pihak Pesantren Bina Insan Mulia.

"Bukan saja Sutet ya, pejabat saja bisa kita turunkan, saya tadi dalam kesempatan yang pertama ngasih sambutannya sebagai ketua DPRD tapi kalau sekarang saya ngomong sebagai santrinya Kang Imam Jazuli, jadi soal negosiasi ini saya ada di garda terdepan bersama bapak ibu sekalian, kalau perlu di lawan, lawan pak," kata Ketua DPRD Cirebon Mohamad Lutfi

Audiensi saat itu belum menghasilkan sesuatu yang kongkrit karena masih menunggu keputusan dari pihak PLN . Alasan penolakan dijelaskan, Masjid tersebut merupakan pusat kegiatan pengajian dan pembelajaran santri pesantren yang jumlahnya mencapai 2000 santri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement