REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pameran Halal Expo Indonesia (HEI) 2019 yang berlangsung, di ICE BSD, Tangerang, Banten pada 6-8 Desember 2019 telah berakhir. HEI kali ini merangkul berbagai kalangan untuk menggencarkan sosialisasi halal sebagai kebutuhan seluruh umat Muslim.
Ketua HEI 2019 Aryo Wibisono mengatakan, sosialisasi halal kepada masyarakat memang tidak mudah. Namun demikian hal tersebut bukan sama sekali tidak bisa dilakukan. Terlebih dia menyebut, saat ini fenomena hijrah kian besar dan menjadi momentum yang tepat dalam menekankan halal kepada umat Muslim.
“Halal ini kebutuhan, sudah terbukti. Apalagi untuk umat Muslim,” kata Aryo saat ditemui Republika, di ICE BSD, Tangerang, Banten, Ahad (8/12).
Dalam HEI 2019, selain diadakan sejumlah pameran produk dan jasa halal, pihaknya juga menyediakan berbagai forum diskusi yang terbuka secara dua arah. Para pembicara pun terdiri dari beragam kalangan, mulai dari pendakwah, akademisi, hingga praktisi.
Bukan tanpa alasan, pihaknya menjelaskan hadirnya para pembicara yang berasal dari beragam profesi itu bertujuan untuk membuka diri kepada masyarakat luas tentang pentingnya halal. Dia mengatakan, halal merupakan tuntunan dari agama yang perlu dijalankan.
“Halal itu baik. Kalau ada yang baik, mengapa kita harus pilih yang buruk? Inilah yang ingin kita edukasi,” ujarnya.
Berlangsungnya pameran dalam beberapa hari itu menimbulkan kesan baginya bahwa HEI 2019 disambut antusias oleh umat. Meski belum mengkalkulasikan secara menyeluruh, dia optimistis target kunjungan serta transaksi pada HEI 2019 ini telah tercapai.
Seperti diketahui, dalam HEI 2019 ini pihaknya menargetkan 50 ribu pengunjung dalam pameran yang berlangsung pada 6-8 Desember 2019 ini. Adapun target nilai transaksi yang dibukukan sekitar Rp 10 miliar-Rp 12 miliar per event.
Dia menjelaskan bahwa tujuan diselenggarakannya HEI adalah sebagai ajang dakwah dan mempersatukan umat dalam ukhuwah. Selain, lanjutnya, melalui HEI diharapkan masyarakat Muslim semakin menyadari pentingnya halal dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita dorong agar halal ini benar-benar diterapkan oleh seluruh umat Muslim,” harapnya.
Dia menjelaskan bahwa halal sejatinya bukan hanya perihal ekonomi di sektor hulu semata, namun juga sektor hilir. Di mana proses produksi menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam menjamin kehalalan suatu produk dan sebagai way of life.
Berdasarkan penelusuran Republika.co.id, gelaran HEI 2019 juga mengusung kepedulian terhadap lingkungan. Sejak masuk, para pengunjung diwajibkan melepas alas kaki. Sebagai gantinya, pengunjung akan diberikan semacam kantong plastik yang terbuat dari serat ketela (telo bag) untuk menyimpan sandal atau sepatunya.
Tak hanya itu, masing-masing pengunjung juga dilarang membuang sampah sembarangan dan diimbau untuk membawa botol minumnya sendiri. Pengunjung pun bakal diminta bersedekah sampah untuk dikumpulkan ke bank sampah oleh panitia.
Adapun panitia telah menyiapkan tempat sampah yang tersebar di sejumlah sudut ruang pameran dengan tiga venue kriteria berbeda. Yakni sampah organik, plastik, dan sampah dengan kriteria yang tak masuk dalam kategori keduanya.