Ahad 08 Dec 2019 20:13 WIB

Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Peduli Penyandang Disabilitas

Melalui Disability Fest, Dompet Dhuafa memberikan ruang bagi sahabat difabel

Dompet Dhuafa menyelengarakan Disability Fest yang digelar di acara CFD Alun-Alun Kota Purwokerto, Ahad (8/12).
Foto: dok. Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa menyelengarakan Disability Fest yang digelar di acara CFD Alun-Alun Kota Purwokerto, Ahad (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Dompet Dhuafa sukes menyelengarakan Disability Fest yang  digelar di acara CFD Alun-Alun Kota Purwokerto, Ahad pagi tadi.  Sejak dimulai pukul 06.00 sampai jam 09.00 WIB, ratusan pengunjung car free day dan juga komunitas sahabat disabilitas dari berbagai daerah memadati acara yang digelar dalam rangka Hari Disabilitas Internasional.

Hadir dalam acara dari komunitas tuli, komunitas tunanetra, komunitas penyandang cacat ganda, organisasi mahasiswa, komunitas sosial, serta sekolah inklusi. Sejumlah sahabat disabilitas tampil membawakan seni tari, pantomim, tarik suara, serta aktivitas olehraga bersama.

Selain itu, kampanye juga digelar melalui berbagai pesan yang disampaikan melalui media poster yang dibawa oleh peserta. Peserta terjauh, Yati dari Kabupaten Cilacap datang bersama putrinya yang juga berkebutuhan khusus. Walau jauh, Yati tertarik hadir untuk menyemangati diri sendiri dan juga putrinya untuk terus melajutkan hidup sebagaimana anak-anak normal lainnya. Yati mengisahkan, putrinya yang berusia 17 tahun harus keluar dari sekolah umum karena sering dibully.

photo
Dompet Dhuafa menyelengarakan Disability Fest yang digelar di acara CFD Alun-Alun Kota Purwokerto, Ahad (8/12).

Titi Ngudiati, Direktur Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa melalui Disability Fest menyatakan, pihaknya berkeinginan memberikan ruang kepada sahabat difabel. Termasuk bagi keluarga difabel, untuk berkumpul, diskusi serta menunjukan kepada dunia bahwa mereka sama dengan manusia lainnya. "Disability Fest juga upaya untuk mendorong sahabat disabilitas agar mampu megoptimalkan karya-karya unik mereka dibalik kekurangan-kekurangan yang dialami,” ujar Titi dalam siaran persnya malam ini.

Disabilitas adalah isu lintas sektor, oleh karenanya Dompet Dhuafa mendukung upaya pemerintah dalam merubah paradigma pendekatan bagi disabilitas yang semula caharity based menjadi human right based. Dalam dukungan pada penyandang disabiltas salah satunya melalui program kepedulian pada penyadang disabilitas tuli (tunarungu) dengan program  pemberdayaan melalui Peduli Tunarungu Indonesia. Digagas sejak 2016, di Kota Purwokerto oleh jejaring Dompet Dhuafa Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC).

Sahabat tuli adalah salah satu dari sekian penyadang disabilitas yang keberadaanya Antara ada dan tiada. Belum banyak organisasi / lembaga yang  konsen kepada mereka, lanjut Titi, Direktur LKC Purwokerto. Sampai hari ini, LKC melalui program Peduli Tunarungu Indonesia berhasil melakukan screening melalui metode tes audiometri pada pada lebih dari 500 siswa di Barlingmascakeb (Kab. Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap, Kebumen) usia SD-SMA.  Hasilnya ratusan anak-anak ini menderita gangguan pendengaran mulai ringan, sedang hingga berat. Setengah dari mereka baru tahu berapa derajat gangguan (skala decibel) yang dialami setelah menjalani tes audiometri yang dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa.

Selain tes audiometri, pemberian alat bantu dengar (ABD) serta pelatihan soft skill anak-anak tuli menjadi satu paket dalam implementasi program Peduli Tunarungu Indonesia.  Pada akhirnya, mewujudkan Indonesia inklusif, untuk disabilitas unggul bukan hal yang mustahil dicapai jika semua pihak memiliki komitmen untuk '’tidak meninggalkan siapa pun'’ dan mengakui disabilitas sebagai bagian dari sumber daya bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement