REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampai pekan pertama Desember 2019, program Beras untuk Santri Indonesia (Berisi) dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) telah mencapai hingga 110 pesantren. Hingga kini ACT terus mendistribusikan beras untuk berbagai pesantren di berbagai pelosok negeri ini.
Direktur Program ACT, Wahyu Novyan mengatakan, pendistribusian beras Berisi akan menyasar pesantren-pesantren prasejahtera yang seara perekonomian masih belum mampu memenuhi kebutuhan pangan santri-santrinya. "Pesantren prasejahtera ini masih banyak kita temukan di berbagai daerah. Mereka secara mandiri memenuhi kebutuhannya, sedangkan santrinya tak dimintai biaya pendidikan," kata Wahyu, dikutip dari laman ACT.
Puluhan ribu santri juga menikmati manfaatnya, khususnya santri-santri yang memang belajar di pesantren prasejahtera. Hingga 4 Desember program Berisi telah menjangkau 18.187 santri. Mereka tersebar di 110 pesantren yang ada di 66 kota atau kabupaten di Indonesia.
Salah satu pesantren yang baru saja mendapatkan bantuan beras yakni Pesantren Al-Fatah Sukabangun Dalam, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang. Di pesantren yang dihuni 143 santri ini, sebanyak satu ton beras diserahkan. Santri di pesantren tersebut datang dari keluarga kalangan prasejahtera, mereka tak dipungut biaya untuk belajar.
Tim Program ACT Kalimantan Barat, Amelian Dinisia mengatakan, selain secara ekonomi masih rendah, bangunan Pesantren Al-Fatah juga masih terbatas. Ruangan istirahat santri setiap siangnya juga digunakan sebagai tempat belajar.
"Bantuan beras ini semoga dapat menjadi penyemangat belajar santri," ucap Amelian