REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyerukan agar lebih banyak pengertian dan rasa hormat diantara agama-agama. Pernyataannya diucapkan setelah mengunjungi sebuah masjid di selatan Kota Penzberg pada Senin (2/12).
"Ini benar, terutama pada saat polarisasi di masyarakat kita meningkat lagi, dimana kita juga mengalami banyak kebencian," ujar Steinmeier seperti dikutip dari laman AA, Selasa (3/12).
Berbicara dengan imam masjid setempat Benjamin Idriz, Steinmer mengatakan, apa yang terjadi Penzberg dan di masjid seperti yang dia inginkan di negaranya yaitu keingintahuan satu sama lain dan saling menghormati seperti yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
"Dalam hal ini, ada sesuatu yang terjadi di sini yang benar-benar ingin kita miliki yaitu tumbuh bersama orang-orang agama yang berbeda sama terhormatnya seperti yang kita alami di sini, di Penzberg," ujarnya.
Kepala negara Jerman tersebut juga memuji komitmen komunitas Islam di kota itu dan berterimakasih kepada orang-orang di Penzberg karena merangkul komunitas Islam dengan begitu terbuka dan rasa hormat.
"Dalam hal ini, Penzberg bisa menjadi model bagi banyak komunitas terutama di daerah perkotaan," ujarnya.
Jerman telah mengalami Islamofobia dalam beberapa tahun terakhir yang dipicu oleh propaganda kebencian oleh partai-partai sayap kanan. Polisi mencatat 813 kejahatan rasial terhadap Muslim tahun lalu, termasuk penghinaan verbal, surat ancaman, dan serangan fisik.
Lebih dari 100 masjid dan institusi keagamaan diserang oleh ekstremes sayap kanan 2018. Sebagai negara berpenduduk lebih dari 83 juta jiwa, Jerman adalah rumah bagi populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Diantara hampir 4,7 juta Muslim di negara itu, setidaknya 3 juta diantaranya berasal dari Turki.