Selasa 03 Dec 2019 15:31 WIB

Presiden BEM UGM Apresiasi Tabligh Akbar Republika

Republika Biro Yogyakarta akan menggelar tabligh akbar 31 Desember 2019.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Jogokariyan di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Masjid Jogokariyan di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Atiatul Muqtadir mengapresiasi tema kegiatan Tabligh Akbar ke-10 Republika Biro Yogyakarta. Republika Biro Yogyakarta akan menggelar tabligh akbar bertema "Membangun Generasi Indonesia yang Unggul" di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta pada 31 Desember 2019.

Menurut Atiatul, sumber daya manusia yang unggul memiliki kekuatan atau kecerdasan spiritual yakni kuat iman dan takwanya. Maka, kegiatan serupa tabligh akbar penting untuk diikuti agar dapat melahirkan generasi yang memiliki kekuatan spiritual.

Baca Juga

"Tabligh akbar adalah kegiatan yang sangat positif, kegiatan sejenis tabligh akbar perlu dihadirkan sebagai kegiatan alternatif bagi anak-anak muda di malam pergantian tahun," kata Atiatul kepada Republika.co.id, Selasa (3/12).

Ia menyampaikan akan banyak kegiatan di malam pergantian tahun sehingga kegiatan yang positif seperti tabligh akbar perlu dihadirkan untuk alternatif. Dengan demikian, pergantian tahun dapat diisi dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.

Atiatul juga mengapresiasi tema tabligh akbar karena punya keselarasan dengan keinginan negara Indonesia yakni membangun sumber daya manusia yang unggul. Menurutnya, sumber daya manusia yang unggul dilahirkan dari pemuda dan warga negara yang kuat iman dan takwanya.

Menurutnya, sumber daya manusia yang unggul tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), tapi juga unggul iman dan takwanya (imtaq). Jadi kegiatan seperti tabligh akbar penting untuk dihadirkan dan diikuti.

"Keimanan dan ketakwaan itu modal bagi anak bangsa untuk bisa menghadapi berbagai macam tantangan di era globalisasi dan modernisasi, pondasi keimanan dan ketakwaan menjadi sangat penting agar anak bangsa tidak hanya ikut ke dalam arus tapi memiliki pondasi dan bertahan ketika ada arus negatif yang mempengaruhi," ujarnya.

Atiatul juga menjelaskan, generasi unggul memiliki kekuatan atau kecerdasan spiritual sehingga kuat iman dan takwanya. Memiliki kecerdasan emosional sehingga punya empati dan peduli terhadap kehidupan sosial masyarakat. Memiliki kecerdasan intelektual sehingga memiliki kemampuan untuk melahirkan gagasan, ide-ide dan karya-karya.

Dia juga menyampaikan tema tabligh akbar sangat relevan karena Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang akan berakhir di 2045. "Artinya waktu kita (untuk mempersiapkannya) tidak lama lagi karena tinggal 26 tahun untuk memaksimalkan bonus demografi dan peluang ini menjadi sebuah kekuatan," ujarnya.

Untuk menghadapi bonus demografi, Atiatul mengatakan, syaratnya dengan memperkuat aspek rohani warga negara dan memperkuat iptek serta imtaq supaya terbangun integritas warga negaranya. Selain itu, supaya warganya memiliki kesadaran spiritual yang tinggi sebagai basis kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga mampu menghadirkan kenyamanan, keamanan dan keadilan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement