REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Relawan Sahabat Guru Indonesia (SGI) Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung memberikan bantuan bea guru honorer di Kota Bandar Lampung, Senin (2/12). Bea guru honorer dinilai masih dibutuhkan karena penghasilan guru honerer belum memadai.
Kepala Program ACT Lampung Arief Rakhman mengatakan, penyaluran bantuan bea guru dari program SGI, berdasarkan realita banyak guru honorer, guru mengaji dan guru tahfidz yang masih mendapatkan penghasilan minim.
Menurut dia, untuk sekadar mencukupi kebutuhan hidup keluarganya saja tidak cukup, belum lagi mereka harus mengeluarkan biaya operasional menuju lokasi tempat mengajar. Dia mengatakan, program SGI diharapkan mampu menggerakkan masyarakat untuk berbagi dan peduli atas minimnya penghasilan guru-guru tersebut. Dengan tercukupinya kebutuhan keluarga diharapkan guru akan lebih fokus mencerdaskan anak-anak didik di lingkunganya.
“Sahabat Guru Indonesia menjadi pemantik untuk lebih peduli terhadap kehidupan guru-guru yang berpenghasilan minim, untuk itu diharapkan peran serta semua dermawan di seluruh Provinsi Lampung,” kata Arif Rakhman dalam keterangan persnya, Senin (2/12).
Bantuan bea guru diterima Sunwanah. Dia telah mengajar 22 tahun mengabdi mencerdaskan anak-anak di lingkunganya. Ia sudah terbiasa berbulan-bulan tidak digaji.
Hanya rasa cinta guru Sunwanah yang besar terhadap anak didiknya yang membuatnya tetap teguh dengan pilihan hidupnya. Dia kerap memutar otak untuk melunasi tunggakan biaya sekolah anaknya.
Keikhlasan dan rasa syukur membuat Sunwanah istiqamah mengajar di MI Mathla’ul Anwar Kelurahan Sinar Laut, Kecamatan Teluk Betung Timur, Bandar Lampung. Meski gaji yang diterima minim, ia masih mampu menghidupi ketiga anaknya, sedangkan suaminya hanya bekerja buruh serabutan
Bantuan SGI ACT Lampung membuat Sunwanah menangis. Kehidupannya yang serba kekurangan membuatnya tetap bersyukur. “Anak-anak sudah tiga bulan belum bayar SPP, gaji yang saya terima hanya cukup untuk bayar listrik dan makan. Kalau gaji bapaknya untuk uang saku anak dan ongkos angkot,” ucapnya.
Ani Suningsih, seorang guru honorer yang telah mengabdi 19 tahun mengajar di MI Masriqul Anwar Kelurahan Panjang, Utara Kecamatan Panjang, Bandar Lampung. Penghasilannya Rp 400 ribu per bulan. Dia tetap semangat mengajar anak-anak didiknya. Dia bersyukur mendapat bantuan bea guru dari SGI.
“Ini sudah panggilan jiwa jadi nggak masalah dapat honor minim, tapi saya kasihan sama anak-anak di rumah kadang untuk jajan saja harus hitung-hitung dulu. Alhamdulillah bantuan bea guru ini bisa untuk beli beras dan lauk pauk,” ujarnya.