REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Masjdi Dian al-Mahri dibuka pada 31 Desember 2006, masjid kubah emas demikian nama populernya menjadi fenomena tersendiri di Indonesia.
Dengan lima kubahnya yang berlapis emas 18 karat, masjid ini merupakan salah satu dari tujuh masjid di dunia yang berkubah emas.
Adapun enam masjid lainnya yang berkubah emas adalah Masjid Jame' Asra dan Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin (keduanya di Brunei Darussalam), Masjid Al-Askari (Samarra, Irak), Masjid Qubbah as-Sakhrah (Yerusalem, Palestina), Masjid Suneri (Lahore, Pakistan), serta Masjid Sultan di Singapura.
Meski banyak mengadopsi desain arsitektur mancanegara, desain masjid ini tak melupakan unsur lokalitas. Hal itu tampak dari penggunaan bahan tembaga dan kuningan.
Unsur lokal lainnya dapat pula dilihat pada sejumlah ukiran khas Yogyakarta yang menghiasi beberapa bagian masjid. Kalau ini bisa dilihat pada pintunya. Di sana memang sudah bercampur antara ukiran Yogyakarta dan tema gotik.
Apa pun padu-padan itu, yang pasti keindahan dan kemegahan telah menyatu di masjid ini. Keindahan dan kemegahan itu pula yang menarik banyak orang datang ke sini.
Tentu, hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi umat Islam di Indonesia. Lebih membanggakan lagi, Masjid Kubah Emas tak pernah sepi dari upaya untuk memakmurkannya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
