Senin 02 Dec 2019 14:00 WIB

Berapa Jumlah Pesantren di Jakarta?

Pesantren turut berkontribusi besar membangun mental spritual umat Islam.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Sebuah kendaraan dekoratif bertema perahu melintas di jalan saat penyelenggaraan Pawai Kendaraan Hias di Cipayung, Jakarta Timur, Ahad (1/9). Pawai tersebut merupakan rangkaian acara peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriyah yang diselenggarakan Pondok Pesantren Al Hamid, Cipayung, Jakarta Timur.
Foto: Republika/EH Ismail
Sebuah kendaraan dekoratif bertema perahu melintas di jalan saat penyelenggaraan Pawai Kendaraan Hias di Cipayung, Jakarta Timur, Ahad (1/9). Pawai tersebut merupakan rangkaian acara peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriyah yang diselenggarakan Pondok Pesantren Al Hamid, Cipayung, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) DKI Jakarta, jumlah pesantren di Ibu Kota pada tahun ini mencapai 106 unit pesantren. Angka itu diperinci lebih lanjut menurut kota administratif, yakni Jakarta Barat (23 pesantren), Jakarta Utara (14 pesantren), Jakarta Selatan (17 pesantren), Jakarta Timur (51 pesantren), dan Kepulauan Seribu (satu pesantren).

"Jumlah pesantren di DKI ada sekitar 106 buah, tetapi yang mengadakan terkait diniyah itu hanya beberapa. Istilahnya, yang persamaan itu,"ujar Kepala Kantor Wilayah Kemenag DKI Jakarta, Saiful Mujab, saat dihubungi Republika, belum lama ini.

Seratusan pesantren itu dipandang telah berkontribusi besar dalam membangun mental spiritual umat Islam, khususnya di wilayah Jakarta. Pada tahun ini, Saiful mengatakan, pihaknya telah memberikan bantuan kepada sejumlah pe santren. Berdasarkan data Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Agama Islam, terdapat 20 pesantren yang memeroleh alokasi dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP).

Saiful Mujab menjelaskan, tidak semua pesantren di Jakarta menerima bantuan tersebut. Sebab, keadaan Ibu Kota tak seperti daerah-daerah lainnya. Pada umumnya, lanjut dia, pesantren-pesantren di daerah diisi oleh santri yang menginap. Adapun di Jakarta, tak semuanya menginap di pesantren. Mereka inilah yang diistilahkan sebagai santri kalong.

Alasan lainnya, beberapa pesantren di Jakarta sudah menerima bantuan dari pihak lain. Bagaimanapun, Saiful memandang, pada prinsipnya pemerintah sudah berupaya memberikan perhatian terhadap perkembangan pesantren.

Terus, kita mendorong anggaran yang tekait membantu pendidikan santri. Jadi, bantuanbantuan ini selama ini terus bergulir tiap tahunnya walaupun tidak merata, tapi terus berkelanjutan, kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement