REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rusia tertarik dengan reformasi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). OKI sendiri sejak September 1969 di Rabat, Maroko. Perwakilan Tetap Rusia untuk OKI Ramazan Abdulatipov menyatakan telah digelar pertemuan-pertemuan untuk membincangkan visi strategis Rusia-Dunia Islam.
"Di ulang tahun organisasi ini, sejumlah negara anggota OKI secara sah mengangkat masalah peningkatan efektivitas organisasi internasional yang penting ini, khususnya melalui reformasi, menuntut agar struktur sekretariat jenderal OKI direformasi," katanya, dilansir di TASS, Kamis (28/11).
Abdulatipov juga menyampaikan dewan menteri luar negeri dari negara-negara anggota dan administrasi organisasi juga sudah sepakat memperbarui asosiasi. "Kami bekerja dengan perwakilan untuk negara-negara anggota dan menunjukkan keinginan kami dalam mereformasi OKI, terutama dengan tujuan memberikan partisipasi penuh sebagai negara pengamat dalam kegiatan OKI," ucapnya.
OKI adalah organisasi antarpemerintah internasional negara-negara Muslim. Sebelum Juni 2011, OKI disebut Organisasi Konferensi Islam. Kantor pusatnya di Jeddah, Arab Saudi.
Badan pimpinan tertinggi, KTT Islam, diselenggarakan setiap tiga tahun. Yousef bin Ahmad Al-Othaimeen dari Arab Saudi adalah Sekretaris Jenderal organisasi saat ini. Sebanyak 57 negara menjadi anggota OKI. Rusia menyandang status sebagai pengamat.