REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Maruf Amin, berupaya untuk mendorong Indonesia menjadi salah satu eksportir produk halal untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia yang sangat potensial tersebut. Menurut Kiai Ma'ruf, makanan yang bersertifikat halal, seharusnya bukan hanya dipilih karena kehalalannya.
"Namun, karena makanan tersebut berkualitas, enak, sehat, bergizi, dan thoyyib. Termasuk juga untuk barang dan jasa, dipilih karena kualitas dan keunggulannya," kata Wapres.
Indonesia, dengan total jumlah penduduk mencapai 260 juta jiwa, sebanyak 88 persen merupakan penduduk beragama Islam. Dari total jumlah penduduk tersebut, sebanyak 60 juta orang merupakan pelaku usaha yang membutuhkan ekosistem halal yang kuat dan mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Kiai Ma'ruf menambahkan meskipun penduduk Indonesia mayoritas merupakan umat muslim, namun ia mengharapkan produk halal bukan hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang beragama Islam saja.
"Pengembangan produk halal juga harus bersifat universal. Saya mengharap, produk halal bukan hanya untuk masyarakat muslim, tetapi dapat bagian integral dari kehidupan masyarakat, tanpa memandang perbedaan yang ada," ujar Wapres
Karenanya, Wapres berharap penyelenggaraan Konferensi Internasional Halal dan Thayyib 2019 di Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, diharapkan mampu mendorong promosi industri halal dari Indonesia.
Penyelenggaraan Konferensi Internasional Halal dan Thayyib tersebut merupakan salah satu bentuk nyata upaya untuk mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
"Penyelenggaraan acara ini penting untuk mempromosikan produk industri halal di Indonesia, sebagai tulang punggung ekonomi nasional," kata Ma'ruf, dalam pidatonya, di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu.
Wapres menjelaskan, berdasarkan laporan dari Global Islamic Economic Report pada 2019, Brazil merupakan eksportir produk halal nomor satu dunia, dengan nilai mencapai 5,5 miliar dolar AS, diikuti oleh Australia dengan nilai 2,4 miliar dolar AS.
Sementara pasar halal dunia memiliki potensi yang sangat besar. Tercatat, pada 2017 produk halal dunia mencapai 2,1 triliun dolar AS, dan diperkirakan akan terus berkembang menjadi tiga triliun dolar AS pada 2023.