Rabu 27 Nov 2019 16:35 WIB

Wapres: Jaga Pemanfaatan Simbol-Simbol Islam

Kiai Ma'ruf menilai, kualitas dari produk yang mengunakan simbol Islam masih rendah.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Agung Sasongko
Wakil Presiden (Wapres) Kyai Haji Ma
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Wakil Presiden (Wapres) Kyai Haji Ma

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -- Indonesia dianggap sebagai salah satu negara dengan pangsa pasar produk halal terbesar. Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin pun mendorong masyarakat untuk menjaga pemanfaatan simbol-simbol Islam dan label halal yang tak sesuai.

Saat ini begitu banyak produk dan jasa yang menggunakan label halal. Namun, Kiai Ma'ruf menilai, kualitas dari produk yang mengunakan simbol Islam dan kehalalan tersebut rendah.

Baca Juga

"Tidak terjamin bahkan cenderung mengeksploitasi umat Islam," ujar Kiai Ma'ruf dalam kegiatan International Halal and Thayyib Conference 2019 di Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang Rabu (27/11).

Kiai Ma'ruf mengungkapkan satu contoh kejadian di masyarakat saat ini. Satu di antaranya terdapat investasi yang dikaitkan dengan simbol-simbol Islam tetapi bodong. Adapula jasa travel dengan konsep serupa tapi tak memberikan pelayanan semestinya.

Melihat situasi tersebut, Kiai Ma'ruf jelas sangat menyayangkannya. Ia berpendapat kasus-kasus ini dapat memberikan dampak buruk terhadap perkembangan industri halal di Indonesia. Sebab, pengembangan industri halal pada dasarnya harus mampu menyediakan produk terbaik dan bermanfaat.

"Dan jangan justru mengeksploitasi menggunakan label halal atau simbol-simbol Islam," tambahnya.

Di sisi lain, Kiai Ma'ruf juga menekankan agar pengembangan produk halal lebih bersifat universal. Artinya, produk halal bukan hanya untuk masyarakat Muslim. Namun juga bisa dimanfaatkan secara umum tanpa memandang perbedaan nantinya.

Menurut Kiai Ma'ruf pengembangan dan perluasan industri produk halal menjadi penting. Pasalnya, ia mengaku, tidak ingin Indonesia hanya menjadi konsumen. Apalagi hanya sebagai “tukang stempel” halal pada produk produk dunia yang masuk ke Indonesia.

Kiai Ma'ruf mendorong Indonesia agar dapat menjadi produsen dan pengekspor produk halal. Hal ini karena potensi produk untuk pasar halal dunia sangat besar saat ini. Tidak hanya di produk makanan dan minuman halal, tetapi juga jasa pariwisata, mode muslim, media dan hiburan juga.

"Serta kosmetik dan obat-obatan," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement