Selasa 26 Nov 2019 22:10 WIB

Indonesia Sampaikan Efek Pembakaran Alquran ke Norwegia

Pembakaran Alquran bisa memicu konflik dan cederai nilai perdamaian.

Unjuk rasa menentang pembakaran Alquran
Foto: ap
Unjuk rasa menentang pembakaran Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON— Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Oslo, menyampaikan keprihatinan atas insiden pembakaran Alquran oleh kelompok SIAN (Stop Islamisasi di Norwegia/Stopp Islamiseringen Av Norge) yang terjadi di kota Kristiansand, Norwegia pada 16 November lalu.

Duta Besar Indonesia di Oslo, Todung Mulya Lubis, Senin (26/11) menyampaikan keprihatinan terkait insiden pembakaran Alquran di Norwegia kepada Kementerian Luar Negeri Norwegia. 

Baca Juga

Hal ini disampaikan Fungsi Pensosbud KBRI Oslo Nina Evayanti kepada Antara London, Selasa (26/11).

Dubes Todung Mulya Lubis mengatakan prihatin atas insiden tersebut. Pembakaran Alquran sangat melukai perasaan masyarakat Muslim tidak hanya di Norwegia tetapi juga di seluruh dunia.

Hal tersebut juga berpotensi menimbulkan konflik dan mencederai nilai-nilai perdamaian yang berdasarkan toleransi dan kebebasan beragama. 

Pihaknya mendorong kepada Pemerintah Norwegia untuk dapat mengusut insiden tersebut dan memberikan keadilan untuk semua pihak.”

“Kami juga berharap agar merebaknya Islamofobia bisa dihilangkan karena kebebasan beragama adalah hak asasi yang dimiliki semua warga,’’ kata Dubes Todung Mulya Lubis.

Guna menjaga perdamaian dan toleransi antarumat beragama di kedua negara, KBRI Oslo beberapa kali mengadakan kegiatan bersama dengan berbagai pemangku kepentingan di Norwegia. 

Selain itu pada Oktober lalu dan November, KBRI Oslo dan Kementerian Luar Negeri Indonesia mengelar kegiatan Dialog Lintas Agama dan Dialog HAM.

KBRI Oslo juga telah menyampaikan imbauan kepada seluruh WNI yang berada di Norwegia untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi serta mengikuti imbauan aparat hukum setempat. 

WNI juga diharapkan selalu membawa identitas saat bepergian dan menghindari kerumunan yang dirasa mencurigakan dan menghubungi KBRI Oslo dalam keadaan darurat.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement