Ahad 24 Nov 2019 19:53 WIB

Generasi Muslimah Harus Siap Dakwah dengan Pena

Keterampilan jurnalistik penting bagi santri untuk memperluas jangkauan dakwahnya.

Pemimpin Redaksi Majalah Mulia, Imam Nawawi berbagi pengalaman di bidang jurnalistik dengan para santriwati Pesantren Al-Humaira Sukabumi.
Foto: Dok Pesantren Al-Humaira
Pemimpin Redaksi Majalah Mulia, Imam Nawawi berbagi pengalaman di bidang jurnalistik dengan para santriwati Pesantren Al-Humaira Sukabumi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pesantren Al-Humaira Sukabumi, Jawa Barat,  menggelar diskusi jurnalistik bersama Pemimpin Redaksi Majalah Mulia, Imam Nawawi, Ahad  (24/11).

Pesantren yang fokus membina santri putri untuk menjadi penghafal Alquran itu sengaja menggelar diskusi jurnalistik untuk membuka wawasan para santriwati perihal strategisnya dakwah dengan pena alias menulis.

“Dalam pepatah Yunani dikenal verba volant scripta manent, artinya ucapan atau pembicaraan itu akan hilang sedangkan tulisan abadi,” terang Imam Nawawi dalam paparannya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

“Oleh karena itu, kata dia,   menulis adalah cara terbaik untuk menjadikan umur manusia lebih panjang dari usia raganya. “Betapa banyak ulama yang telah wafat berabad-abad silam namun nama dan pikirannya senantiasa hadir di ruang-ruang kelas, kuliah, majelis taklim bahkan naskah-naskah buku para cendekiawan,” imbuh Imam.

Sementara itu, Ketua Yayasan Hayatan Thoyyibah -- yang menaungi Pesantren Al-Humaira --, Faris Rubianto Hidayat menjelaskan,  pihaknya sangat berkebutuhan terhadap pengenalan jurnalistik bagi para santriwati.

“Kami sangat butuh santriwati yang ada tak sekadar mampu menghafal Alquran dan menjadi hafizhah, tetapi juga memiliki bekal hidup yang dapat mendorong kebermanfaatan mereka lebih luas. Jurnalistik adalah satu skill yang kami kira sangat penting bagi masa depan para santri karena mereka bisa ikut mewarnai dakwah dengan menulis di negeri ini,” urainya.

Para santriwati pun mengaku senang dengan adanya diskusi jurnalistik ini.  “Alhamdulillah ada tambahan wawasan. Kami jadi tahu bahwa menulis adalah bagian dari dakwah, merupakan jalan para ulama berdakwah dari masa ke masa. Rasanya ingin banget segera bisa menulis,” tutur Fathiya Alya Supandih,  santriwati kelas X (Sepuluh) asal Pontianak,  Kalimantan Barat.

 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement