Jumat 22 Nov 2019 20:40 WIB

KTT OKI Bahas Masalah Investasi

Konferensi dilakukan mengusung tema investasi kalangan negara-negara anggota OKI.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Agung Sasongko
Organisasi Kerjasama Islam (OKI)
Foto: common.wikimedia
Organisasi Kerjasama Islam (OKI)

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Konferensi tingkat tinggi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) akan diadakan di Istanbul, Turki, pada 8-9 Desember 2019. Konferensi dilakukan mengusung tema investasi kalangan negara-negara anggota OKI.

Dilansir dari Hurriyet Daily News, Jumat (22/11), pertemuan nanti mengusung tema "Melepaskan Peluang Investasi Intra-OKI: Investasi untuk Solidaritas dan Pembangunan'. Konferensi nantinya akan diadakan dan dihadiri langsung oleh Presidensi Kantor Investasi Republik Turki, Sekretariat Jenderal OKI, dan Pengembangan Islam.

Sedangkan Bank Group (IsDB) dengan tujuan untuk meningkatkan volume investasi intra-OKI, bakal menghilangkan hambatan perdagangan dan investasi. Selain itu pihaknya juga akan memastikan pembangunan sosial-ekonomi yang berkelanjutan.

Pengusaha dari berbagai perusahaan terkemuka di bidang perbankan, konstruksi, pariwisata, dan sektor perdagangan yang beroperasi di geografi OKI, selain 56 negara anggota OKI, lima negara pengamat dan organisasi internasional akan menghadiri konferensi tersebut.

"Konferensi Investasi OKI akan mewakili platform saling menguntungkan antara pembuat kebijakan sektor swasta dan publik OKI untuk membahas proposal kebijakan yang akan memungkinkan kami untuk mencapai dialog publik dan swasta yang dinamis," kata Presiden Kantor Investasi Kepresidenan Arda Ermut.

Misi lainnya yang tengah dikejar, kata dia, adalah mempromosikan investasi dalam OKI dengan menghilangkan segala hambatan untuk pergerakan bebas di antara negara-negara anggota OKI. Pada saat yang sama, kata dia, konferensi tingkat tinggi OKI juga diharapkan mampu meningkatkan kemudahan melakukan bisnis di wilayah OKI sebagai prioritas utama.

"Kami percaya konferensi kali ini akan berperan dalam menciptakan banyak bisnis dan peluang baru," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement