REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) meminta kepolisian memproses kasus yang melibatkan Sukmawat Soekarnoputri. Putri Presiden pertama RI itu diduga telah melakukan tindak pidana penodaan agama.
Ketua FUUI, Athian Ali, mengatakan proses hukum dilakukan guna memberikan efek jera bagi Sukawati atau pelaku lainnya yagn mencoba melecehkan agama apapun.
Terlebih, dia mengungkapkan, ini bukan kali pertama bagi adik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu diduga melakukan penodaan agama.
"Jadi nggak akan selesai dengan permintaan maaf. Dia sudah berkali-kali dan supaya menimbulkan efek jera juga bagi orang lain yang ingin menghina agama," kata Athian Ali di Jakarta, (21/11).
Dia mengatakan, publik nantinya akan berpikir ulang sebelum melontarkan pernyataan yang beroptensi menyinggung SARA. sambung dia, proses hukum yang dijalani Sukmawati juga membuktikan bahwa negara hadir dalam melindungi hak setiap warganya untuk bergama.
Menurutnya, pemerintah wajib melindungi agama apapun sebagaimana diamatkan dalam undang-undang. Dia melanjutkan, setiap pelaku penodaan agama apapun harus diporses hukum agar hal serupa tidak terulang kembali.
"Jadi jangan pernah melecehkan agama yang ada di Indonesia dan itu berlaku bagi semua agama apapun," tegasnya.
Seperti diketahui, Sukmawati Soekarnoputri dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada Jumat (17/11) lalu. Sukmawati dilaporkan atas perkataannya yang membandingkan Nabi Muhammad dengan presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Ucapan itu dilontarkan Sukmawati dalam sebuah diskusi bertajuk 'Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme'. Dalam diskusi itu, Sukmawati mengungkit perjuangan Bung Karno memerdekakan Indonesia dari penjajahan Belanda.
Sukmawati pada awalnya berbicara mengenai perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan RI dari jajahan Belanda. Kemudian, Sukmawati kemudian melontarkan pertanyaan kepada peserta diskusi.
"Sekarang saya mau tanya nih semua, yang berjuang pada abad ke-20 itu Nabi Yang Mulia Muhammad apa Insinyur Soekarno untuk kemerdekaan? Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau jawab berdiri, jawab pertanyaan Ibu ini," tanya Sukmawati.