Kamis 21 Nov 2019 05:51 WIB

Kisah 32 Napi Diwisuda Jadi Guru Ngaji dari Balik Jeruji

Puluhan warga binaan Lapas Perempuan Malang diwisuda menjadi guru mengaji Alquran.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Karta Raharja Ucu
Sebanyak 32 warga binaan yang lulus menjadi guru mengaji melaksanakan kegiatan wisuda di Lapas Perempuan Klas II A, Malang, Rabu (20/11).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Sebanyak 32 warga binaan yang lulus menjadi guru mengaji melaksanakan kegiatan wisuda di Lapas Perempuan Klas II A, Malang, Rabu (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lantunan ayat-ayat Alquran terdengar lembut dari puluhan warga binaan Lapas Perempuan Kelas II A, Malang. Saat itu lantunan ayat suci menggema bersamaan dengan wisuda bagi 32 napi atau warga binaan lapas yang dinyatakan lulus menjadi guru mengaji oleh Pondok Pesantren An-Nisa. Capaian pertama lapas ini tidak hanya menjadi perhatian penghuni setempat, tapi juga para tamu yang berasal dari berbagai kalangan terutama keluarga warga binaan.

Eni Parwati, satu dari 32 warga binaan yang lulus menjadi guru Alquran mengungkapkan, tidak ada rasa selain bahagia karena mampu mendalami bacaan Alquran dengan baik. "Karena sebelum ikut ponpes, saya belum bisa baca Alquran dan tidak mendalami ilmu agama sama sekali," kata perempuan berusia 28 tahun tersebut.

Selama empat bulan, Eni mendapatkan pembinaan dari Ummi Foundation. Ia mempelajari seluruh ilmu baca Alquran seperti masalah tartil, tahfidz, tajwid dan gharib. Metode yang diajarkan sejumlah pengajar ini dinilai sangat menyenangkan dan menyentuh hati.

photo
Sebanyak 32 warga binaan yang lulus menjadi guru mengaji melaksanakan kegiatan wisuda di Lapas Perempuan Klas II A, Malang, Rabu (20/11).

Eni setidaknya mempelajari Alquran selama dua kali dalam sepekan. Kegiatan yang dilakukan bersama santri lapas lainnya dilaksanakan setiap Selasa dan Rabu. Lebih tepatnya dimulai dari pukul 10.00 hingga 12.00 WIB per pertemuan.

Dengan capaian ini, Eni berharap, dapat menyemangati santri lainnya yang belum lulus. Sebab, titik keberhasilan mereka sebenarnya hanya memerlukan sedikit langkah lagi.

"Dan juga saya harapkan bisa bantu teman yang masih belum bisa baca Alquran atau Iqra," jelas Eni kepada wartawan di Lapas Perempuan Klas II A, Malang, Rabu (20/11).

Sisa masa pembinaan Eni sendiri hanya sekitar enam bulan. Ia sudah memenuhi masa hukumannya selama 4,5 tahun akibat kasus narkotika. Eni memiliki mimpi agar keilmuan yang ia dapatkan di lapas dapat bermanfaat untuk masyarakat luas.

Secara khusus, Eni memiliki tekad untuk menyiarkan ilmu Alquran bersama dengan Ummi Foundation. Terlebih, ia melanjutkan, lembaga tersebut telah tersebar luas di berbagai daerah termasuk Malang. "Kebetulan saya asli Malang. Nanti saya hubungi bagian Ummi di daerah," tambah perempuan berhijab ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement