Rabu 20 Nov 2019 14:00 WIB

Multaqa Ulama Asia Tenggara Bahas Masa Depan Umat

Diskusi menyeluruh diperlukan untuk mengetahui dan memahami masalah umat Islam

Rep: Zainur Mashir/ Red: Agung Sasongko
Mahatir Mohammad
Foto: Malaysiakini.com
Mahatir Mohammad

REPUBLIKA.CO.ID, SEPANG -- Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad mengatakan, ada banyak alasan untuk mengidentifikasi umat Islam terkait tekanan yang ada dari berbagai pihak. Terlebih, masih banyak pihak yang belum mampu untuk mempertahankan dirinya.

Oleh sebab itu, bersama pihaknya ia menyelenggarakan program untuk membahas masalah umat islam. Program yang disebut Multaqa itu, berfungsi sebagai platform, yang memfokuskan pada pertemuan banyak pihak dan melakukan perencanaan program masa depan. 

"Ketika kami melakukan upaya untuk mengatur multaqa, itu pasti karena kami menyadari perlunya membahas masalah yang dihadapi Islam dan Muslim. Serta untuk mencari solusi bagi mereka," katanya di program Multaqa Ulama Asia Tenggara 2019, seperti dilansir Bernama, (20/11). 

Mahathir menambahkan, diskusi menyeluruh diperlukan untuk mengetahui dan memahami masalah umat Islam. Lebih lanjut sambung dia, identifikasi cara dan sarana perlu dimaksimalkan untuk menyelesaikan masalah.

Tak berhenti di situ, menurut Mahathir, diskusi Multaqa akan memaparkan kondisi kehidupan umat Islam. Bahkan lebih jauh juga membahas alasan mengapa umat kurang sejahtera dalam kondisi saat ini. 

"Menentukan penyebabnya adalah bagian dari upaya untuk menyelesaikan masalah. Saya berdoa agar multaqa ini dapat mengidentifikasi penyebabnya dengan cara yang jujur dan tulus," Kata dia. 

Dia menegaskan, alasan untuk bergantung pada orang lain saat ini, dinilai tidak rasional. Terlebih untuk memanfaatkannya.

"Tetapi, lebih rasional apabila kita menentukan di mana kesalahan kita," katanya. 

Ketika menyinggung sejarah umat muslim yang besar, Mahathir mengatakan, bahwa negara-negara Islam dan Muslim pada waktu itu adalah model bagi komunitas lain. Bahkan menjadi role model bangsa Eropa untuk lepas dari masa Renaisans mereka.

Namun ia menyayangkan, setelah peradaban Islam mencapai puncaknya, ada kemunduran yang menyebabkan negara-negara Muslim diserang dan ditaklukkan oleh negara barat. 

"Apakah tidak mungkin bagi kita untuk menghidupkan kembali peradaban ini? Apakah tidak mungkin bagi kita untuk menjadi makmur lagi dan hidup dalam situasi yang aman dan damai dari Rahmatan Lil-Alamin (Rahmat untuk Semua)" Ungkap dia. 

Mahathir mengatakan, Islam bukan hanya agama atau kepercayaan tetapi juga cara hidup. Oleh sebab itu dia mempertanyakan, apakah umat Islam sendiri yang menjadi penghalang ataukah musuh Islam yang menjadi penghalang. 

"Yang pasti, jalan hidup kita sebagai Muslim harus dibimbing oleh ajaran Islam, terutama apa yang ada di dalam Al-Quran," Ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement