REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dewan Muslim Inggris (MCB) baru mengeluarkan rincian terkait 31 kursi di pemilihan yang akan datang. Di mana, MCB berupaya untuk mendorong komunitas muslim dapat memilih dan berpartisipasi, sehingga diharapkan memiliki dampak yang cukup baik terkait pemilihan tersebut bagi komunitasnya.
Sekretaris Jenderal MCB, Harun Khan beranggapan, umat islam sebagai masyarakat aktif di lingkungan Inggris, terlebih dalam urusan keagamaan, diharapkan bisa memainkan peran penting. Khususnya dalam pelaksanaan pemilihan umum yang sudah dekat.
“Dan kami berharap bahwa partai-partai bisa mendengarkan dan menjangkau komunitas Muslim di seluruh negara, untuk terlibat dalam masalah yang memang menjadi perhatian," ujar dia seperti dilansir mcb, Selasa (19/11).
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Asisten Sekretaris Jenderal MCB, Zara Mohamed. Di mana menurutnya, umat muslim dirasa perlu untuk menyadari potensinya dalam melakukan perubahan melalui partisipasi politik.
Sambung dia, berbagai jajak pendapat dari masjid, organisasi masyarakat, organisasi kemahasiswaan hingga kelompok wanita, bisa dan memang perlu ikut serta membuat perubahan. Di mana suara berbagai kelompok tersebut, dinilai sangat penting.
“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mendorong sebanyak mungkin orang mendaftar untuk memilih,” tuturnya.
Lebih lanjut, aktivitas tersebut juga telah didorong secara antusias oleh pihak masjid dan tokoh masyarakat dari London hingga Aberdeen. Bahkan, dari analisis yang telah dirilis terkait hal tersebut, menunjukkan adanya perbandingan jumlah muslim usia pemilih di setiap daerah sejak Juni 2018 lalu dengan hasil Pemilu 2017.
Bahkan, data dari MCB juga telah fokus untuk meningkatkan partisipasi pemilih muslim, dan memastikannya terlibat secara dalam di debat pemilu. Pasalnya, berbagai hal yang menyangkut muslim secara luas, khususnya keprihatinan komunitas muslim, akan dibuatkan janji melalui platform kebijakan yang lebih luas.
Menanggapi hal tersebut, Mohammed Kozbar, Ketua Masjid Finsbury Park yang diserang oleh teroris sayap kanan pada 2017 lalu ikut berkomentar. Menurut dia, pihaknya mengklaim telah mengetahui nilai dan konsekuensi ketika komunitas tertentu dikeluarkan dari politik.
Oleh sebab itu, sambungnya, sudah saatnya ia dan umat islam Inggris membuat suara sendiri agar lebih didengar dalam politik.
“Terutama jika banyak komunitas Muslim di kursi, di mana mereka dapat membuat perbedaan antara satu kandidat atau yang lain, dan kemudian berakhir di Parlemen" tuturnya.