REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui program Majelis Ulama Indonesia (MUI) Berkhidmat, Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI mengirim lima dai ke pelosok Papua Barat. Para dai diharapkan berdakwah ke masyarakat dengan hati nurani.
"Harapan kami (para dai) bertugas secara komitmen dan (berdakwah dengan) hati nurani supaya betul-betul membawa kemajuan pengetahuan keagamaan bagi kaum Muslim di Papua Barat," kata Sekretaris Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, KH Ahmad Zubaidi kepada Republika, Senin (11/11).
KH Zubaidi juga berharap para dai MUI Berkhidmat bisa bertugas dengan baik sesuai dengan visi dan misi MUI. Mereka harus mengajarkan pemahaman keagamaan Islam yang wasathiyah kepada masyarakat.
Dia juga menyampaikan bahwa Komisi Dakwah MUI memiliki rencana untuk menambah dai yang dikirim ke Papua Barat. Diharapkan awal tahun 2020 bisa menambah dai MUI Berkhidmat. Karena kehadiran dai di sana sangat dibutuhkan masyarakat.
Komisi Dakwah MUI menginformasikan bahwa di Papua Barat sudah banyak yang memeluk Islam. Tapi masih kekurangan para ustaz dan tokoh agama. Maka, Komisi Dakwah MUI pada tahun ini dan tahun depan masih konsentrasi untuk menambah dai ke Papua Barat untuk melayani umat Islam di sana.
"Karena baru lima dai yang dikirim ke lima kabupaten di Papua Barat, padahal di Papua Barat ada 13 kabupaten, jadi belum kebagian semua," ujarnya.
MUI Provinsi Papua Barat menyampaikan bahwa para dai MUI sangat dibutuhkan masyarakat Muslim Papua Barat. Ketua MUI Provinsi Papua Barat, Ustaz Ahmad Nausrau mengatakan, lima dai yang dikirim Komisi Dakwah MUI Pusat bertugas di Kabupaten Kaimana, Teluk Bintuni, Sorong Selatan, Raja Ampat dan Manokwari Selatan.
Ustaz Ahmad berharap akan ada tambahan dai yang bertugas di Papua Barat karena masyarakat sangat membutuhkan mereka. "Dai yang ada belum mencukupi kebutuhan di Papua Barat, kita berharap ini menjadi semacam pilot proyek, kita berharap ke depan program ini bisa ditingkatkan jumlah dainya," ujarnya.