REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan kepada seluruh ulama dan kiai untuk benar-benar mengamalkan sikap, perilaku, dan ilmu seperti diajarkan Nabi Muhammad. Hal ini, menurut Ma'ruf agar tidak menjadi "kiai gerhana" yakni kiai yang tidak meneladani ilmu dari Rasulullah.
"Ulama itu seperti bulan, tidak punya sinar, tapi punya pantulan dari Rasulullah. Makanya kalau ada ulama yang tidak mengamalkan ilmunya Rasulullah, maka sinarnya terhalang, makanya nantinya jadi 'kiai gerhana'. Jadi hati-hati jadi kiai, jangan sampai jadi 'kiai gerhana'," katanya dalam peringatan Maulid Nabi di Masjid Jami' Baitul Muhtadi di Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (9/11) malam.
Ia mengibaratkan ulama seperti bulan yang tidak memiliki sinar sendiri, melainkan memantulkan cahaya dari matahari. Artinya, kata dia, para ulama adalah cerminan dari Nabi Muhammad.
"Ulama yang meneruskan Rasulullah, karena ulama itu pewaris nabi, jadi melanjutkan. Ulama yang satu wafat, muncul ulama lagi, akan terus menerus saja begitu," kata dia.
Selain harus mewaspadai adanya "kiai gerhana", Wapres Ma'ruf juga mengatakan masyarakat harus berhati-hati dengan orang yang mengaku-aku sebagai ulama tetapi tidak pernah mendalami ilmu agama Islam di sekolah pesantren.
"Sekarang banyak juga ulama, tapi tidak pernah mondok, tidak paham baca kitab tapi jadi kiai. Ini bahaya, karena apa? Karena dia tidak paham, tidak mengerti agama (Islam, red.)," kata dia.
Oleh karena itu, Wapres Ma'ruf berpesan kepada masyarakat di Kampung Tegal Kamal, Desa Renged, Kecamatan Kresek, untuk menyekolahkan anak-anak ke pesantren supaya terjadi regenerasi ulama yang baik dan mengerti tentang agama Islam.
"Kalau punya anak tiga, satu jangan lupa dikirim ke pesantren supaya bisa jadi kiai. Tapi yang dikirim ke pesantren itu anak yang paling pintar supaya jadi kiai pintar, jangan paling bodoh dikirim ke pesantren, nanti kiainya kiai bodoh," ujarnya.