Jumat 08 Nov 2019 23:08 WIB

Bagaimana Agar Pembacaan Basmalah Kita Meresap?

Basmalah tak sekadar kalimat biasa.

Ilustrasi Anak membaca Alquran
Foto: AP /Allauddin Khan
Ilustrasi Anak membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pengucapan basmalah dengan penuh pemahaman, akan melahirkan efek yang luar biasa. Ketika kita mengawali aktivitas dengan basmalah, kita akan merasa disertai Allah. Semua yang kita lakukan pun akan bernilai ibadah. 

Dengan basmalah kita pun bisa bersyukur kepada Allah. Betapa tidak, dengan kasih sayangnya kita bisa hidup dan menikmati hidup. Ketika melakukan suatu kegiatan yang diawali basmalah, kita harus meyakini bahwa aktivitas tersebut terjadi karena izin Allah. Kita adalah makhluk lemah yang memerlukan bantuan Allah. Karena itu, setelah kita mengucapkan basmalah, kita pun disyaratkan untuk mengucapkan hamdalah. 

Baca Juga

Ketika mengucapkan basmalah, idealnya kita harus mengerti, apa basmalah itu dan mengapa ia harus diucapkan. Kita harus paham bahwa selain sebagai perintah agama, basmalah pun memiliki dasar-dasar hukum tersendiri.

 Jelas satu ayat ini bermakna sangat dalam. Ia termasuk kata mukjizat. Jika kita mengatakannya sepenuh penghayatan, maka kita akan menjadi orang jujur dan amanah serta optimal dalam bekerja. Itulah sebabnya, setiap amal yang dilandasi basmalah, insya Allah akan baik, indah dan sempurna. 

Mengapa? Sebab kita meniatkan dan mempersembahkannya untuk Allah. Pantaskah kita memberikan sesuatu yang buruk kepada Allah?   

Bagaimana agar kalimat basmalah tersebut terinternalisasikan dalam diri seorang Muslim? Hal ini terkait erat dengan pemaknaan tauhid. 

Dalam arti bukan sekadar mengenal arti basmalah, tapi juga memahami hakikat yang dikandungnya. Allah SWT berfirman dalam QS Al Mukmin [40] ayat 65, “Dialah (Allah) yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.”

Agar basmalah meresap dalam jiwa, maka kita harus ma'rifatullah atau mengenal Allah terlebih dahulu. Lalu meyakininya sebagai prinsip hidup, untuk kemudian menjalankannya secara bertahap. Setelah melewati tahap ini kita ia bisa menjadikan basmalah sebagai ruh kehidupan. 

Untuk mengenal dan mengetahui Allah itu, medianya adalah Rasulullah. Maka seri mengenal Allah bisa dilakukan melalui seri mengenal Rasul. Dari sanalah kita akan mengenal Allah lebih jauh seperti diungkapkan dalam Alquran dan hadis.  

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement