Kamis 07 Nov 2019 16:21 WIB

Pendiri Lippo Kagumi Kedisiplinan Santri

Mochtar Riady berpendapat kedisiplinan itu akan memberikan dampak besar bagi bangsa.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Maman Sudiaman
Tokoh perbankan internasional, Mochtar Riady
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Tokoh perbankan internasional, Mochtar Riady

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Pendiri Lippo Group, Mochtar Riady, mengaku kagum atas kedisiplinan para santri. Itu dirasakannya usai mengunjungi Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) di Kabupaten Magelang, Kamis (7/1)

Kehadiran Mochtar bukan tanpa alasan. Dia diajak langsung Pengasuh Ponpes API, KH Yusuf Chudlori atau akrab disapa Gus Yusuf. Rasa kagum itu diungkapkan Mochtar saat meresmikan RSU Syubbanul Wathon di Magelang. Sedangkan, RSU sendiri merupakan hasil kemitraan PBNU melalui Yayasan Syubbanul Wathon dan Lippo Group melalui Siloam Hospitals. Yang mana, Gus Yusuf kebetulan merupakan pengurus dari Yayasan Syubbanul Wathon.

"Melihat anak-anak begitu disiplin, bangun tidur itu lansung belajar, lalu jam sembilan sehabis makan itu gotong royong membersihkan pondok pesantren," kata Mochtar, Kamis (7/11).

Ia berpendapat, kedisiplinan itu akan memberikan dampak peran besar bagi bangsa pada masa-masa mendatang. Sebab, santri-santri itu yang pada masa mendatang akan menjadi generasi penerus bangsa. Bahkan, Mochtar mengaku langsung berbicara kepada anaknya, James Riady, kalau kedisiplinan seperti itu perlu dipelajari. Ia merasa, kedisiplinan seperti itu merupakan pelajaran yang sangat mahal.

"Saya sampaikan ke James, kita perlu belajar disiplin seperti ini James," ujar Mochtar.

photo
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) didampingi Ketua PBNU Said Aqil Siraj (tengah) dan Presiden Direktur Lippo Group Mochtar Riady (kiri) menyampaikan keterangan pers saat meresmikan RSU Syubbanul Wathon di Tegalrejo, Magelang Jawa Tengah, Kamis (7/11/2019).

Bahkan, bagi Mochtar, kedisiplinan itu akan memberi peran yang sangat besar dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia. Ia melihat, nilai-nilai disiplin seperti itu perlu diterapkan dan disebarluaskan. "Dengan adanya kedisiplinan pesantren seperti itu, saya yakin nantinya akan sangat bermanfaat bagi bangsa," kata Mochtar.

Pada kesempatan itu, pujian serupa disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Secara spesifik Ganjar mengingatkan, santri Gus Yusuf merupakan santri yang meramalkan Prabowo Subianto akan jadi menteri. Padahal, kala itu, Sang Santri yang bernama Fikri diminta sebutkan tiga nama menteri Kabinet Kerja oleh Presiden Joko Widodo. Sedangkan, Prabowo Subianto merupakan lawan Joko Widodo pada Pilpres pada 2014.

"Semoga bapak ibu sekalian masih ingat, itu santri Gus Yusuf, bapak ibu sekalian," ujar Ganjar yang mengenakan blankon hitam.

Ternyata, kelakar sang santri yang kala itu disambut tawa menjadi kenyataan beberapa tahun kemudian. Hari ini, Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju bentukan Joko Widodo.

Ganjar turut berharap, apa yang dicita-citakan Gus Yusuf membangun lebih banyak lagi rumah sakit dapat terwujud. Terlebih, cita-cita pertama sudah terwujud lewat peresmian RSU Syubbanul Wathon. "Bayangkan bapak ibu sekalian, jika santrinya saja meramal itu benar, apalagi kiainya," kata Ganjar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement